JAKARTA, KOMPAS - Perang sebagai salah satu sumber penciptaan karya sastra akan menjadi tema diskusi di Bentara Budaya Jakarta atau BBJ, Jalan Palmerah Selatan 26, Jakarta, Rabu 5 Desember pukul 15.00. Dalam hal ini perang ditilik dari segala macam bentuk, filosofi, maupun dampak kemanusiaannya sejak perang terbuka sampai konflik kepentingan yang lebih halus dan simbolik.
Sastra perang sudah dikenal sejak Mahabharata dari India, Samkok dari China, sampai karya-karya Sophocles, Homerus, dan Euripides dari Yunani. Kemudian pengarang seperti Shakespeare, Albert Camus, dan Pramoedya Ananta Toer juga menjadikan perang sebagai inspirasi. Adapun sastrawan masa kini tidak lepas dari "situasi perang" karena konflik di mana pun akan berimbas ke dunia yang lain.
Akan tampil di dalam diskusi ini antara lain mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef, sejarawan Asvi Warman Adam, dan sastrawan Arswendo Atmowiloto yang juga mengolah perang di dalam karyanya, Panembahan Senopati.
Dipandu oleh Radhar Panca Dahana, mereka akan mengupas dampak perang terhadap kehidupan pribadi maupun sosial dan pengaruhnya terhadap ekspresi kita, apakah sastra punya peran di dalam penyelesaian konflik. Mereka juga bakal menilik apakah kesadaran kesejarahan berpengaruh di dalam menghadapi potensi konflik, dan apa peran sastra di dalam hal itu. Akan diulas pula pandangan seniman terhadap perang.
Dalam diskusi yang diselenggarakan Bentara Budaya, Bale Sastra Kecapi, dan surat kabar Kompas ini, juga bakal dipaparkan hasil penelitian tentang masalah terkait di kalangan pembaca sastra. (EFIX)
Sumber: Kompas, Selasa, 04 Desember 2007
No comments:
Post a Comment