[YOGYAKARTA] Meningkatnya kemampuan pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam hal ini penggunaan internet, termasuk apresiasi penggunanya, memunculkan situs-situs tidak resmi yang mampu mengancam keberadaan media massa atau pers secara umum.
"Situs blogging lambat laun akan membunuh pers sebagai pilar keempat demokrasi karena konten-konten yang tanpa sensor mampu menyampaikan berita seterbuka mungkin," ujar mantan Pemimpin Redaksi Jakarta Post, Susanto Pudjomartono, dalam seminar internasional komunikasi, belum lama ini di Yogyakarta.
Susanto mengatakan, dulu peran media selalu disebut sebagai pilar keempat demokrasi, karena fungsi media menyalurkan kepentingan-kepentingan publik ke pemerintah. Namun, saat ini, katanya, muncul keprihatinan bahwa pers akan mengkompromikan prinsip-prinsip bermedia demi menjaga kepentingan-kepentingan tertentu.
"Maka munculnya para 'peselancar' di dunia maya dengan blog-nya oleh sebagian besar kalangan dianggap sebagai jalan mencari kejujuran," ujuarnya.
Sementara dalam seminar yang digelar Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara di Jakarta, baru-baru ini, Tjipta Lesmana, pakar komunikasi politik mengungkapkan, berkat perkembangan teknologi maka semua berita terbaru yang ada di dunia dapat langsung diketahui saat itu juga. Saat ini ter-jadi peralihan backpack journalism menjadi pocket journalism. [DMP/152]
Sumber: Suara Pembaruan, Jumat, 21 Desember 2007
No comments:
Post a Comment