JAKARTA (Media): Dua ilmuwan besar Indonesia, Prof Dr Sartono Kartodirdjo dan Prof Dr Fuad Hassan, meninggal, kemarin.
Begawan ilmu sejarah yang juga guru besar ilmu sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Sartono Kartodirdjo meninggal di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, sekitar pukul 00.45 WIB. Adapun mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hassan menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada pukul 16.00 WIB.
Sartono meninggal di usia hampir 87 tahun (lahir di Wonogiri, 15 Februari 1921). Sebelum wafat, penyeru gerakan mesu budi (gerakan mengandalkan kekuatan batin dan tidak bertumpu pada kemegahan dunia) itu menderita penurunan metabolisme tubuh.
"Beliau sakit geriatri atau mengalami proses penuaan yang ditandai dengan gejala penurunan metabolisme tubuh dan penurunan fungsi pernapasan. Beberapa bulan terakhir ini sudah tidak mau makan," kata Nindito, 33, salah satu cucu Sartono.
Menurut rencana, penulis buku Ratu Adil yang meninggalkan seorang istri, Sri Kardajati, 80, dua anak, Nimptuno, 57, dan Roswita, 53, serta tiga cucu dan satu cicit itu dimakamkan siang ini di makam keluarga Astana Kadarismanan di Lemahbang, Bregas Lor, Bandungan, Ungaran, Jawa Tengah. Sebelumnya jenazah disemayamkan di balairung UGM.
"Sampai menjelang meninggal kakek selalu berpesan agar kalau kita jadi orang, khususnya ilmuwan, jangan seperti pohon pisang yang hanya mampu berbuah sekali dalam hidup," kata Nindito.
Perjalanan karier Sartono dimulai saat ia menjadi guru di Sekolah Schakel di Muntilan (1941). Setelah meraih gelar master di Universitas Yale, Amerika Serikat (1964), dan gelar doktor di Unverseiteit van Amsterdam, Belanda (1966), Sartono dikukuhkan sebagai guru besar Fakultas Sastra UGM (1968).
Sementara itu, mantan Mendikbud Fuad Hassan meninggal karena menderita penyakit kanker paru-paru stadium IV. "Sekitar pukul 10.00, Pak Fuad Hassan dipindahkan dari ruang perawatan Paviliun Cendrawasih ke ICCU," jelas Riharni, seorang perawat jaga RSCM.
Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Bambang Wasito Adi mengatakan jenazah dikebumikan hari ini di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara militer.
"Karya monumental almarhum yang sangat berkesan adalah lahirnya Undang-Undang 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional karena hal itulah yang menjadi aspek filosofis dan pedagogis dan embrio untuk sistem pendidikan nasional saat ini," kata Bambang.
Fuad masuk Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada 1958. Ia lalu belajar filsafat ke Universitas Toronto, Kanada (1962). Pada 1967 Fuad meraih gelar doktor dari UI dengan disertasi berjudul Neurosis sebagai Konflik Eksistensial. (AZ/Sdk/Dvd/X-11)
Sumber: Media Indonesia, Sabtu, 8 Desember 2007
No comments:
Post a Comment