DIAM-DIAM, di antara gegap gempita televisi, ada banyak anak muda di negeri ini yang tak terima dirinya dijajah budaya menonton yang kerap membodohi. Menjadikan pemirsanya layaknya kerbau, digiring jadi manusia-manusia konsumtif yang dipersepsikan mesti beruang banyak, berbadan bagus, dan banyak uang untuk jadi bahagia.
Mereka, para anak muda ini, bergerak di sektor literasi. Sastra menjadi teman terbaik mereka. Menikmati membaca dan menulis sebagai gaya hidup, melawan arus, memaknai hidup.
Di Kulon Progo, Yogyakarta, gerakan itu muncul, melengkapi tumbuhnya kelompok literasi yang juga banyak tumbuh di pelosok lain negeri ini. Mereka bukan kelompok penggemar seni yang cuma hobi melempar wacana, Lumbung Aksara (LA) membuktikan komitmennya dengan istikamah menerbitkan buletin sastra serta menggelar kursus penulisan buat awam.
Bagi mereka, menyukai sastra tidak hanya melatih imajinasi, tapi juga mengasah sikap kritis. Agar tak ada lagi pembodohan massal!
Sumber: Media Indonesia, Rabu, 5 Desember 2007
No comments:
Post a Comment