Tuesday, March 03, 2009

Tokoh Sinetron Sandy Tyas Dikebumikan

JAKARTA, KOMPAS - Sutradara yang juga dikenal sebagai pelopor dunia sinetron Indonesia, Sandy Tyas, Minggu pukul 16.00 berpulang setelah dirawat selama tiga pekan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Jenazahnya dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir Senin (2/3) pukul 12.00.

Sandy Tyas, pensiunan TVRI sejak Mei 1995, meninggal dalam usia 71 tahun. Almarhum meninggalkan istri, Syarifah Hanoum (65), empat anak—tiga perempuan dan satu lelaki—serta tiga cucu.

Putri Sandy Tyas, anak tertua almarhum, mengatakan, orangtuanya dirawat di RS Fatmawati karena penyakit diabetes dan komplikasi. ”Setengah jam sebelum pergi untuk selamanya, Bapak diserang stroke mendadak sehingga gagal bernapas. Padahal, tensi beliau sebelum stroke mendadak normal,” kata Putri ketika dihubungi di rumah duka di Villa Dago, Pamulang, Senin.

Wartawan senior Syamsudin Noer Munadi yang dulu pernah di tabloid Monitor mengatakan, Sandy Tyas adalah seorang tokoh yang meletakkan dasar-dasar sinetron dan film dokumenter, 15-20 tahun lalu.

”Ketika Sandy Tyas di TVRI, ia menjadi pencetus, pengasuh, dan dalangnya acara Apresiasi Film Nasional, yang bisa bertahan 12 tahun dan mendapat apresiasi yang luar biasa dari pemirsa. Padahal, ketika itu industri perfilman nasional sedang lesu,” ungkapnya.

Belajar di Jerman

Sandy Tyas pernah menimba ilmu di Jerman. Ketika menjabat kepala subdit program drama di TVRI, ia melakukan terobosan dengan melakukan shooting di luar studio. Ia banyak mendidik dan membina anak-anak muda yang kemudian dikenal sebagai sutradara, antara lain Irwinsyah (alm) dan Dedi Setiadi.

Secara terpisah, Roewono, yang pernah bekerja dengan Sandy Tyas di TVRI Pusat Jakarta, ketika menggarap Siti Nurbaya mengakui Sandy sebagai seorang pekerja keras, punya banyak gagasan.

Sandy Tyas yang lahir di Semarang, Jawa Tengah, 17 April 1939. Sejak tahun 1955, Sandy Tyas membantu RRI Semarang dan pada tahun 1961 menjadi penyiar RRI Jakarta. Tahun 1964 Sandy menjadi penyiar dan wartawan TVRI. (NAL)

Sumber: Kompas, Selasa, 3 Maret 2009

No comments: