Sunday, March 15, 2009

Q & A Lebih Asyik Dibanding Slumdog Milionaire

-- Damhuri Muhammad

SLUMDOG Millionaire, film drama dari Britania Raya dinobatkan sebagai peraih Oscar 2009 untuk kategori film terbaik (22/2). Tak tanggung-tanggung, garapan sutradara Inggris, Danny Boyle, itu menyabet delapan penghargaan Academy Awards --termasuk kategori sinematografi terbaik. Puja-puji dan decak kagum berdatangan. Di www.facebook.com --situs jaringan pertemanan paling mentereng saat ini-- puluhan grup diskusi bermunculan. Semuanya mendiskusikan keluarbiasaan pencapaian film berlatar belakang kawasan kumuh kota Mumbai, India, itu dari segala segi dan sudut pandang, hingga layak terpilih sebagai pemenang. Namun, tidak banyak yang membincang bahwa kisah dramatik dalam film itu sesungguhnya tak bisa lepas dari Q & A, novel karya diplomat India terkemuka, Vikas Swarup (terbit di London, 2005) yang menjadi dasar dan rujukan film itu --meski tidak seperti lazimnya, penegasan based on novel dimaklumatkan setelah cerita berakhir.

''Bagi saya, novel itu jauh lebih menantang ketimbang filmnya,'' begitu komentar seorang peserta diskusi di grup The Author of Slumdog Millionaire/Q & A (www.facebook.com). Q & A terbilang sukses, sudah dialih-bahasakan ke dalam 26 bahasa, termasuk bahasa Indonesia (diterbitkan Serambi; Jakarta, 2006). Kisah dibuka dengan kepanikan produser kuis spektakuler Who Will Win A Billion? (W3B) setelah pelayan Jimmy's Bar and Restaurant berhasil menjawab pertanyaan terakhir. Entah muslihat apa yang dipakai lelaki 18 tahun itu. Rekor hadiah 1 miliar rupee pecah, penonton bersorak. Mungkin karena keluasan pengetahuan pramusaji yang tak pernah bersekolah itu, mungkin pula karena keberuntungan saja. Bukankah dalam kuis-kuis berhadiah, memang tipis sekali beda antara pengetahuan dan keberuntungan? Tapi yang pasti, perusahaan pemegang lisensi megakuis Who Want To Be A Millionaire versi India itu bakal rugi besar. Mereka baru ''balik modal'' setelah bulan ke delapan. Dan, Ram Mohammad Thomas --di film namanya Jamal Malik-- mengacaukan segalanya. Ia tumbangkan kuis itu di episode ke-15. Ini tak boleh terjadi, bila mereka tak ingin gulung tikar. Untunglah episode itu belum ditayangkan TV. Ram dibekuk. Ia meringkuk dalam sel dengan tuduhan: curang.

Seorang pengacara berbaik hati mau membela Ram, dengan syarat ia harus jujur menjelaskan kenapa pertanyaan-pertanyaan sulit itu gampang ia jawab. Swarup memanfaatkan momen pertemuan empat mata antara Ram dan pengacara itu sebagai pintu masuk guna merancang penceritaan yang beranak-pinak. Dari titik inilah semua cecabang pengisahan diurai, tapi penulis skenario Slumdog Millionaire malah menghilangkan peran pengacara itu, hingga yang tersisa hanya adegan kekerasan yang dilakukan polisi saat menginterogasi Ram/Jamal. Setiap pertanyaan yang terjawab ternyata memiliki riwayat sendiri-sendiri. Mana mungkin ia lupa bahwa Surdas adalah nama seorang penyair buta pemuja dewa Khrisna (pertanyaan keempat).

Ram, Salim, Kallu, Pyare, Pawan dan Jashim pernah menjadi korban kekerasan di rumah penampungan anak-anak telantar. Dari panti remaja, Ram diadopsi seseorang yang berpura-pura akan menjadi orang tua asuh, padahal orang itu adalah anggota sindikat kejahatan yang telah menelan banyak korban. Ram dan kawan-kawan diajarkan membaca syair-syair Surdas, si penyair buta. Ada yang benar-benar dibutakan --dibuat cacat-- lalu dipaksa membaca syair di gerbong-gerbong kereta api, berjalan terseok-seok sambil membawa tongkat. Semua penghasilan pengamen-pengamen buta itu jatuh ke tangan Maman, gembong penjahat yang memelihara mereka. Ram dan Salim berhasil kabur dari tempat itu.

Kenapa ia juga tahu kalau Neelima Kumari, aktris kondang India itu pernah beroleh penghargaan nasional pada 1985? (pertanyaan kesepuluh). Tentu, sebab ia pernah jadi babu di apartemen Juhu Vile Parle, tempat tinggal Neelima. Di sana, ia kerap menyaksikan keberingasan lelaki begundal yang seperti hendak mencabik-cabik kecantikan Neelima. Mukanya luka memar, bibirnya pecah dan berdarah, sukar Neelima bicara. Tapi, mantan bintang film terkenal itu masih saja menerima lelaki yang setiap kedatangannya menggores perih tak terkira. Bila saja tak dicegah Neelima, Ram sudah membunuh lelaki itu. Kenapa Ram juga tahu sejarah Taj Mahal, sehingga benar pula pilihan jawaban ''Asaf Jah'' pada pertanyaan keduabelas --siapa nama ayah Mumtaz Mahal?

Ram memang pernah cukup lama bekerja sebagai pemandu wisata di Taj Mahal, salah satu keajaiban dunia itu. Di sanalah ia bertemu Nita, pelacur yang kelak hendak dinikahinya. Tersebab hasrat ganjil itu, ia mesti berhadapan dengan mucikari yang terus-menerus memerasnya, hingga suatu hari Nita tergeletak di rumah sakit dalam kondisi mengenaskan. Di sekujur tubuh perempuan itu ada bekas-bekas cambukan, alat vitalnya penuh luka bakar akibat sundutan puntung rokok.

Banyak peristiwa kebetulan. Tapi, dalam kuis berhadiah, bukankah faktor kebetulan dan keberuntungan memang kerap diandalkan? Agaknya pertanyaan ''kenapa Ram mampu memecahkan rekor satu miliar rupee?'' hanya siasat literer guna menyingkap ''buruk rupa'' realitas sosial masyarakat India modern, dari Delhi, Mumbai, Dharavi hingga Agra, kota-kota ''neraka'' yang sempat disinggahi Ram. Dengan modus penceritaan yang mendebarkan, Swarup berhasil menggambarkan wajah India yang sangar; jaringan mafia yang merusak masa depan anak-anak, para ekspatriat kulit putih yang menghajar babu-babu mereka dan praktik spionase berkedok diplomat. Barangkali itu sebabnya, setelah menjadi film Slumdog Millionaire yang fenomenal itu, muncul sejumlah kontroversi. Ada yang menilai film itu dibuat hanya untuk memperlihatkan bobrok wajah India demi kesenangan penonton negara maju.

Makin ke ujung makin menegangkan. Keikutsertaan Ram dalam megakuis itu ternyata tidak semata-mata demi uang, tapi karena ingin membunuh seseorang --meski penting, bagian ini juga tak ditemukan dalam Slumdog Millionaire. Orang itu, Prem Kumar, presenter W3B. Ram mengaku pada Smita, pengacaranya, bahwa Prem Kumar adalah pelaku penyiksaan terhadap Neelima Kumari. Lebih mencengangkan, ia pula yang menyunduti kemaluan Nita, kekasih Ram yang masih terbaring di rumah sakit. Ram berharap pertanyaan pertama gagal terjawab, lalu ia akan mencabut pistol dan menembak kepala presenter itu. Tapi, 13 pertanyaan terlewati, hingga produser W3B panik.

Tak terduga pula Smita ternyata hanya nama samaran. Pengacara muda itu adalah Gudiya, perempuan yang di masa remajanya nyaris diperkosa ayah kandungnya sendiri. Beruntung waktu itu lelaki tak dikenal muncul dari arah belakang, menghantam kuduk ayahnya dengan balok kayu hingga tersungkur tak sadar diri. Si penolong Gudiya itu adalah Ram. Cerita melingkar yang kemudian terbuhul sedemikian kokoh. Tidak main pangkas, main rombak, sebagaimana yang tergarap dalam film Slumdog Millionaire...

*) Damhuri Muhammad, cerpenis, tinggal di Jakarta

Sumber: Jawa Post, Minggu, 15 Maret 2009

No comments: