Sunday, November 17, 2013

[Artikulasi] Batik Indonesia dengan Spirit Amerika

-- Wuri Kartiasih

Pasar batik di dalam negeri kini menggelora, siapa pun kini tak sungkan lagi memakai batik. Gelora dan gairah berbatik ria ini kini coba ditularkan ke masyarakat Amerika Serikat melalui ajang kompetisi batik.

SETELAH diakui UNESCO, batik kini resmi menjadi warisan ‘dunia' yang akan dikenal dan dilihat perkembangannya oleh seluruh masyarakat dunia. Momen ini menurut data Kementerian Perdagangan Indonesia membuat geliat perdagangan batik Nusantara mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan.

Pasar batik Tanah Air cukup menggairahkan. Masyarakat semakin mengenal dan mencintai batik. Busana batik kini di pakai tidak lagi hanya karena ada upacara atau pesta perkawinan, tapi telah meluas ke semua acara. Sekarang masyarakat Indonesia senang memakai batik di mana saja dan kapan saja.Perkembangan ini menunjukkan bahwa batik telah mendapat tempat yang tepat dalam gaya berbusana masyarakat kita.

Sebenarnya batik dimiliki bangsa kita sudah ratusan tahun, walaupun fungsinya sebagai jarik (kain lilit) dan sarung dibeberapa daerah. Tidak seperti sekarang yang juga sudah banyak diolah kedalam busana dan aksesori pelengkap busana.

Setelah pasar dalam negeri bergairah, kini saatnya mengenalkan batik ke jenjang internasional sekaligus menggiatkan daya pakai batik sebagai material yang bisa diaplikasikan pada berbagai konsep busana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengenalkannya ke Amerika Serikat (AS) dengan cara mengadakan kompetisi desain batik yang tahun ini telah dilakukan untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2011.

Kompetisi batik ini digelar untuk menjembatani pengembangan industri kreatif batik Indonesia ke kancah dunia, sekaligus mendorong akulturasi budaya batik Indonesia ke dalam keragaman budaya di AS. Kompetisi ini diluncurkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC bekerja sama dengan Jenderal Konsulat Indonesia di Chicago, Houston, Los Angeles, New York dan San Francisco. Acara ini merupakan pilot project untuk merangsang minat masyarakat Amerika pada batik Indonesia.

Melalui kompetisi yang penganugerahannya dilakukan di Hotel Mandarin Oriental, para desainer Amerika Serikat ditantang untuk menyalurkan gaya fashion yang mereka miliki dengan tema "The spirit of America in the heritage of batik." Model kompetisi serupa terus berkembang tidak hanya digelar di Amerika, tetapi juga di negara lainnya, seperti Italia.

Hal ini secara efektif membantu memperkuat hubungan people to people contact antara Amerika Serikat dan Indonesia, dan telah membawa budaya kreatif Indonesia lebih dekat dengan budaya populer Amerika.Perkembangan ini telah menguatkan hubungan antarnegara sekaligus mendekatkan budaya tradisional Indonesia dengan budaya populer kreatif Amerika Serikat.

"Apresiasi terhadap budaya Indonesia diperkuat ketika desainer Amerika belajar lebih banyak tentang batik, di lain pihak melalui kompetisi ini masyarakat Indonesia akan pula meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai budaya Amerika. Kompetisi ini bertujuan untuk memperkenalkan kreatifitas dan inovasi desain batik, sekaligus upaya untuk memperkenalkan batik kepada dunia, serta mendorong budaya batik Indonesia ke ranah keragaman budaya Amerika," kata Dino Patti Djalal, Dubes Indonesia di AS, dalam keterangan tertulisnya.

Tema Khas Amerika

Para juri menetapkan tiga desainer sebagai pemenangAmerican Batik Design Competition 2013, yaitupertama,DonnaBackues, seorang artis studio, ilustrator dari Philladelphia dengan tema desainRing of Fire Lighting the Flame of Liberty.Kedua,Anica Buckson, seorang pelajarfashiondesainer dari Brighton, Massachusetts dengan desain batik yang bertemaNorth Native America. Ketiga,Christiane Grauert, seorangAssociate ProfessordariMilwaukee Institute of Art and Designdengan tema desainMany Faces Many Voices.

SejakAmerican Batik Design Competitiondigelar pertama kali pada tahun 2011, terdapat sembilan desain batik dengan tema khas Amerika, yaituCowboy, Totem, Divine Unity, Gandum, Pantai, Bintang dan garis (Stars and Stripes), Binatang/kerbau (Buffalo) dan kode elektronik (QR Code).Pada tahun 2013, akan ada tambahan lima varian batik desain ala Amerika yang akan ditransformasikan dari desain digital ke pakaian batik riil ke pembuat batik di Yogyakarta.

Dalam acara Gala Dinner yang menjadi ajang pengumuman pemenangAmerican Batik Design Competition 2013ini hadir Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal, dengan diisi oleh sajian musik dari musisi asal Indonesia Daniel Sahuleka. Pada acara yang sama digelar jugaperagaan busana batik Indonesia dari rumah Batik Alleira dan desainer Amerika berbasis di New York Mary Jaeger.

Di acara tersebut Batik Alleira menampilkan koleksinya yang terbuat dari kain tenun ATBM, sutera, serta organza dalam serpihan warna yang mewah, seperti hitam, merah, jingga, dan kuning. Gaya modern juga diperlihatkan dalam rancangan yang diperagakan dengan permainan aplikasi lipat pada busana dan permainan motif mawar dan hati dalam batik. Agar dapat digunakan oleh masyarakat Amerika, Alleira juga membuat desain dengan siluet coat.

Gaun-gaun panjang mendominasi rangkaian koleksi ini. Tiap gaun melibatkan siluet yang memancarkan eleganitas wanita, seperti siluet mermaid (putrid duyung), siluet fit and flare, serta ada juga siluet loose dengan detail yang menawan. Kolaborasi material bernuansa tembaga dan perak, serta batik bernuansa hitam dan putih, menghadirkan koleksi yang memancarkan kesan elegan, klasik, sekaligus glamor.

Selain itu, material berupa hand woven silk, sutera satin, sutera organza, serta sutera sifon yang dipermanis dengan bulu (fur), gold dan bronze Jacquard, mengangkat rangkaian koleksi ini ke level internasional. Keterlibatan motif paisley, bunga khas yang biasa diaplikasikan pada koleksi Alleira Batik, serta aneka ornamen tradisional Indonesia membuat rangkaian koleksi yang diperagakan dalam tiga babak ini terlihat begitu istimewa dan memesona.

Tidak hanya di Washington DC, tetapi batik juga di perkenalkan ke masyarakat New York. Atas undangan dan dukungan penuh dari PTRI New York bersama Ibu Sari Percaya mengadakan acara Luncheon with Alleira Batik.

"Acara ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan batik kepada negara sahabat, diadakan di Gedung PTRI (Perwakilan tetap Republik Indonesia) Alleira Batik menginformasikan secara langsung seni tata cara pembuatan batik Indonesia," kata Ade Kartika, Wakil Direktur Alleira Batik.

Komoditas Bisnis di AS
Acara yang dihadiri oleh Mme. Yoo (Ban) Soon-Taek (Istri dari Mr. Ban Ki Moon - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa) serta perwakilan organisasi internasional di PBB yang berjumlah puluhan orang ini berlangsung dengan antusiasme para tamu yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai batik.

Selain memaparkan proses pembuatan batik yang dilakukan secara tradisional dengan sentuhan modern, Alleira Batik juga menampilkan demonstrasi pemakaian shawl beserta demo membatik. Para tamu menyaksikan langsung kreasi pemakaian shawl yang dapat dipakai pada berbagai kesempatan.

Batik memang memiliki daya tarik tersendiri, karena prosesnya yang tidak biasa dan harus dilakukan dalam beberapa proses untuk menghasilkan warna yang diinginkan, dan itulah yang menjadi daya tarik dari batik. "Mereka menghormati proses pembuatan batik, dan ini dapat membawa batik Indonesia go internasional," kata Ade menambahkan.

Sepak terjang batik di Amerika semakin berkembang setelah diakui Unesco. Batik Indonesia mulai lebih dikenal di Amerika Serikat, khususnya di wilayah kerja KJRI Chicago di Midwest sejak dipamerkannya batik-batik koleksi Dr. Ann Dunham, ibunda Presiden AS, Barrack Obama di Chicago pada Mei 2009, St. Louis Oktober 2009, dan Kansas City pada Maret 2010.

Upaya menjadikan Batik Indonesia sebagai komoditas bisnis di Amerika Serikat telah dirintis oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Chicago bekerja sama dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago dan Atase Perdagangan RI di Washington DC melalui partisipasi Indonesia pada pameran produk garmen ‘Stylemax Women's Apparel and Accessories'di Merchandise Mart, Chicago pada 23-26 Oktober 2010.

Stylemax merupakan ajang pameran produk garmen terbesar di wilayah Midwest Amerika Serikat dan deal business antara produsen garmen dan pembeli yang terdiri ataswholesaler, retailer,rumah produksi, dan toko pakaian besar di AS yang berpusat di Chicago. Pameran ini diikuti oleh sekitar 2.000 peraga dan dihadiri oleh lebih dari 4.000buyeryang berasal dari Amerika Serikat maupun mancanegara.

Penampilan batik Indonesia yang diperagakan di puncak acara pameran Stylemax pada saat itu oleh beberapa peragawati profesional AS mendapatkan apresiasi dan sambutan hangat dari para pengunjung yang sebagian besar adalah parabuyerdanseller.

Dengan beragam kegiatan promosi batik di Amerika, diharapkan batik Indonesia dapat semakin digemari oleh masyarakat Amerika dan dapat ikut menyemarakkan fashion di AS tersebut.

Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 17 November 2013

No comments: