Sunday, November 24, 2013

[Jendela Buku] Ikhlas Adalah Kekuatanku Perjalanan Hidup Pengusaha Batu Bara

INSPIRATIF, optimistis, dan penuh haru, itulah kesan saat membaca buku Ikhlas Adalah Kekuatanku, Memberi tanpa Cadangan. Buku karya Emanuel Dapa Loka dan Celestino Reda itu merupakan autobiografi seorang pengusaha tambang batu bara Honardy Boentario.

Buku setebal 323 halaman itu diluncurkan tepat pada perayaan ulang tahun ke-50 Honardy. Dalam buku itu dikisahkan, perjalanan hidup pria kelahiran Pangkalpinang, Bangka Belitung, 8 November 1963 tersebut, mulai proses kelahirannya, masa kanak-kanak, remaja, hingga ia berusia 50 tahun dan sukses menjadi pengusaha.

Buku keempat karya Eman itu terdiri dari 22 bab dan 10 halaman berisi testimoni dari sanak famili dan teman sekolah, teman kerja, dan tetangga di tempat tinggal CEO PT Harapan Borneo Internasional (HBI) Honardy.

Dari 22 bab itu, penulis membagi menjadi beberapa tema, antara lain terkait dengan kehidupan masa kecil Honardy ketika di kampung halamannya di Bangka, kemudian saat merantau ke Jakarta untuk kuliah di Universitas Trisakti, perjalanan karier dari karyawan hingga menjadi pengusaha batu bara, kehidupan rumah tangganya, dan Honardy sebagai seorang warga yang membaur dengan para tetangganya.

Kisah perjalanan kariernya bisa dibaca pada bab 13 di halaman 173 hingga 198, sedangkan kedekatannya dengan alam tertuang dalam bab 21 di halaman 281.

"Sebagai pengusaha, Honardy dikenal sangat dekat dengan karyawan dan ia juga peka terhadap lingkungan," kata Eman.

Untuk itu, lanjut penulis buku Orang-Orang Hebat itu lagi, sejak masuk dunia pertambangan, Honardy mendirikan perusahaan khusus menangani pembibitan tanaman yang akan dipakai untuk mereklamasi lahan bekas pertambangan.

"Saya mereklamasi bukan karena diwajibkan pemerintah, melainkan dorongan dari dalam. Amat berdosalah saya jika meninggalkan alam yang hancur. Itu artinya saya mewariskan alam yang sama kepada dua putri saya. Masakan saya tega mewariskan alam seperti itu?" ujar Honardy.

Kisah perjalanan rumah tangga pria bernama asli Boen Kin Ho yang tidak terlalu mulus itu juga diungkapkan di bab 14. Bahkan saat peluncuran buku, mantan istrinya turut hadir dan memberi kesaksian betapa ia tetap diperlakukan baik bahkan disekolahkan hingga jenjang strata 2 sekalipun sudah tidak menjadi istrinya.

Kepedulian Honardy akan manusia dan alam juga diakui mantan Kepala BIN Letjen Purnawirawan Hendropriyono. Dalam kata pengantarnya di buku, Hendropriyono menyebut Honardy seorang pekerja keras dan menggunakan empat variabel dalam menjalankan usahanya, yakni pikiran, tenaga, iman, dan moral.

'Honardy mengaktifkan semua variabel tersebut sebab dia tahu bahwa batu bara merupakan hadiah dari Tuhan. Dia tahu pula bahwa alam tempat batu bara itu patut dipelihara', tulis Hendropriyono.

Selain itu, lanjutnya, di pertambangan Honardy berhadapan dengan tantangan dan godaan yang jauh lebih besar. Jika tidak memiliki modal keempat variabel itu, ia hanya mengeruk isi perut bumi secara maruk dan habis-habisan. (Ros/M-)

Sumber: Media Indonesia, Minggu, 24 November 2013

  

No comments: