Sunday, March 22, 2009

[Persona] KMAT Budayaningtyas, Panggilan untuk Orang Muda

DIBANDING kiprahnya di Solo tahun 1980-an atau sekitar 25 tahun lewat, Nancy tidak banyak berubah. Tetap langsing, rambut pirang, banyak berbahasa Jawa, baik halus maupun bahasa sehari-hari berikut guyonannya. Sebelumnya, dia menolak memberi tahu tanggal kelahirannya. Kemudian malah mengirim SMS: Wah aku ora enak, goroh. Satemene 29.12.1948 (Wah aku tidak enak (hati), bohong. Sejatinya 29 Desember 1948).

Nancy K. Florida (KOMPAS/HERU SRI KUMORO)

Itulah dia Nancy K Florida. Si Capricorn ini lahir di Evansville, Indiana, Amerika Serikat, sebagai bungsu tiga bersaudara, putri keluarga Edwin L Florida, ”pegawai bank yang cerdas dan tak bisa marah”. Pertama kali mengenal kebudayaan Jawa ketika tahun 1970 belajar gamelan di Universitas Wesleyan. Ia meraih gelar BA dengan predikat summa cumlaude dalam bidang filsafat di Connecticut College. Lalu memasuki Universitas Cornell jurusan sejarah Asia Tenggara. Di Cornell pula ia memperoleh gelar doktor (PhD) dengan karya yang kemudian dikembangkan menjadi buku Writing the Past Inscribing the Future: History as Prophecy in Colonial Java. Saat ini, dia adalah profesor untuk studi-studi Indonesia dan Jawa di Universitas Michigan.

Dulu, mulai tahun 1980 ia melakukan pekerjaan luar biasa, yakni mendokumentasikan naskah-naskah Jawa kuna yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta, Istana Mankunegaran, dan Perpustakaan Radya Pustaka—semuanya di Solo. Ini pekerjaan ”gila”, melibatkan hampir tiga perempat juta halaman manuskrip, yang beberapa di antaranya dalam kondisi buruk susah dibaca. ”Modar yo...” ucapnya kala itu. Tidak berlebihan, kalau berkat jasanya itu ia mendapat kehormatan sebagai orang Barat pertama yang menerima gelar ningrat dari Keraton Surakarta dengan sebutan Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Budayaningtyas.

Kalau Anda membaca bukunya, Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang (terjemahan Writing the Past), pada bagian pengantar Anda akan menjumpai terima kasih Nancy, yang disampaikan kepada anaknya, Joshua Nurhadi Suryolelono Florida.

”... baginya saya persembahkan buku ini, dengan segenap kasih, dengan satu harapan, kelak, bertahun kemudian, dia akan membacanya, dan akan memahami mengapa saya menulis karya ini.”

Sang putra itu, Suryolelono, lahir 20 September 1985. Setelah menyelesaikan studi mengenai sejarah dan agama di Oberlin, Ohio, AS, kini Suryolelono berada di Indonesia. ”(Keberadaan) anak saya telah membuka hidup ini terasa lebih cerah. Dia sekarang mengajar di IAIN di Kediri (Jawa Timur) atas rekomendasi sebuah LSM. Mungkin nanti dia bisa pindah ke Solo,” cerita Nancy. ”Saya harap ... dia berbuat sesuatu yang membantu dunia lebih cerah. Mamayu hayuning bawana....”

Kira-kira, apa pekerjaan yang Anda ingin selesaikan sebelum mati?

Pertama, penyusunan naskah-naskah di Museum Radya Pustaka. Dan kedua, melakukan kajian terhadap karya-karya Ronggawarsita. Tentang (pengerjaan) naskah-naskah suluk, saya kira bisa dilakukan di tengah pekerjaan yang lain.

Selama ini Anda menjalankan ritual dan tradisi Jawa, seperti caos dahar pada hari-hari tertentu seperti dilakukan orang Jawa umumnya. Sejauh mana Anda menghayati mistik Jawa? Apa yang mendorong Anda?

He-he-he. Pertanyaan itu juga pernah datang dari Sinuhun Paku Buwana XII (alm). Saya kira itu termasuk jodoh. Waktu saya kecil saya seperti sudah memiliki gambaran tentang Jawa. Ketika pertama kali datang ke Jawa, saya merasa seperti ”pulang”. Ya, seperti mengalami deja vu....

Babad Jaka Tingkir menarik perhatian Anda karena di situ justru tidak ada Jaka Tingkir-nya. Bagaimana Anda menjelaskan ketertarikan itu?

Saya ngomong tentang Jaka Tingkir yang tidak ada, yang diharapkan. Dan, Jaka Tingkir yang diharapkan tidak hanya satu orang. Banyak. Itu untuk memanggil orang muda untuk berbuat sesuatu dan panggilan itu pertama untuk anak saya sendiri, ha-ha....

Ada yang meramal, tahun 2012 akan terjadi kiamat. Itu dihubungkan dengan berakhirnya kalender Maya. Apa pendapat Anda?

Untuk kiamat itu saya belum menemukan dalam naskah Jawa. Tanggale beda... he-he-he... (ASA/BRE)

Sumber: Kompas, Minggu, 22 Maret 2009

1 comment:

Unknown said...

Saya pernah menjadi mahasiswa speaking 1 nya Pak Joshua Florida di Univ.Muhammadiyah Surakarta