Monday, May 19, 2008

Kekayaan Budaya: 14.125 Cap Tangan untuk Borobudur

Magelang, Kompas - Sebanyak 14.125 pemuda dari lima kota di Indonesia membubuhkan cap tangan dalam ”Kampanye Kebudayaan Cap Tangan dan Brosur Pelestarian untuk Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Indonesia”, Minggu (18/5). Ini merupakan simbolisasi dari niat kalangan muda untuk melestarikan dan menjaga warisan budaya Indonesia.

”Bertepatan pula dengan 100 tahun Kebangkitan Nasional, dengan acara ini pun, kami ingin menegaskan, kaum muda Indonesia juga bangkit demi lestarinya budaya Indonesia,” ujar koordinator Indonesia World Heritage Youth Network (IndoWYN) Lenny Hidayat, dalam acara kampanye di pelataran Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. IndoWYN adalah organisasi kepemudaan yang berperan sebagai penyelenggara acara kampanye.

Sebanyak 14.125 cap tangan dikumpulkan dari para relawan di 17 lokasi di Jakarta, Medan, Bogor, Bandung, dan Yogyakarta. Cap tangan tersebut dibubuhkan di 140 spanduk yang akhirnya kemarin digabungkan dan diarak mengelilingi Candi Borobudur.

Lenny menerangkan, simbol cap tangan ini sengaja dipilih sebagai bentuk penghargaan dari tangan-tangan para nenek moyang yang telah membangun Candi Borobudur 1.300 tahun yang lalu. ”Selanjutnya, kita, dengan tanda cap tangan ini pula, ingin membuktikan keseriusan untuk terus menjaga dan melestarikan apa yang telah dibangun oleh para nenek moyang pada zaman dulu,” ujarnya.

Selain itu, dalam acara tersebut, diluncurkan pula brosur pelestarian warisan budaya berjudul Saya Sudah ke Borobudur, yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. ”Saat ini kami sudah mencetak 60.000 brosur. Dengan menyampaikan brosur ini ke masyarakat, ini menjadi langkah awal kami untuk memberikan pemahaman kepada warga sekitar dan pengunjung candi,” ujarnya.

Lenny menerangkan, acara ini dilatarbelakangi keprihatinan karena melihat semakin tajamnya kesenjangan pemahaman antara generasi terdahulu dan generasi penerus. Ini disebabkan kebijakan pariwisata yang lebih mementingkan jumlah pengunjung daripada peningkatan kualitas kunjungan dan fasilitas pendidikan di sekitar Candi Borobudur.

Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Marsis Sutopo mengatakan, kegiatan semacam ini penting untuk didukung. ”Semoga ini menjadi semangat pelopor pelestarian Candi Borobudur, yang nantinya dapat menular ke kelompok masyarakat lain,” ujarnya.

Direktur Peninggalan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Soeroso mengatakan, semoga kepedulian terhadap Candi Borobudur ini dapat pula dilakukan di berbagai candi lain.

”Masih banyak candi dan benda purbakala lain yang memiliki nilai sejarah tinggi yang sampai saat ini belum sempat dikonservasi, dan luput dari perhatian kita semua,” ujarnya. (EGI)

Sumber: Kompas, Senin, 19 Mei 2008

No comments: