Thursday, June 05, 2008

Tari: Menggali Tradisi, Menciptakan Kreasi

SEJUMLAH lelaki bertelanjang dada, dengan kepala berhias rumbai-rumbai, melompat-lompat dinamis. Beberapa perempuan menyerahkan gendang tifa kepada mereka. Seiring tepukan pada tifa, mereka bergerak lincah.

Peserta dari Nusa Tenggara Barat membawakan tari Barong Girang dalam Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia 2008 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (4/6). Remaja perwakilan dari berbagai daerah sampai 8 Juni akan membawakan karya tari mereka masing-masing. (Kompas/Lasti Kurnia)

Itulah Wor Sireb atau tari tifa yang merupakan sebuah adegan tari tradisional, cungkilan dari sebuah pesta ritual ”Munara An Binggon”. Dalam tarian ini kaum perempuan Biak, Papua, menunjukkan eksistensinya sebagai kaum kreatif yang patut dihormati suku dan kerabatnya.

Tari tifa itu merupakan salah satu tarian yang ditampilkan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia 2008 yang digelar di ruang Cendrawasih Jakarta Convention Center, Rabu (4/6).

Festival tari ini akan berlangsung setiap hari hingga Minggu (8/6) dimulai pukul 10.00. Pada pergelaran Rabu kemarin ditampilkan tujuh tarian, yakni dari Sumatera Selatan (Kumpai Beranyut), Nusa Tenggara Barat (Barong Girang), Sumatera Barat (Padi Manguniang), Bali (Somya), Kalimantan Barat (Main Lalau), Maluku (Bulu Gila), dan Papua (Wor Sireb).

Dari Munara An Binggon inilah tari Wor Sireb dimainkan sebagai salah satu alat komunikasi, yakni nyanyian tradisional (wor) yang bersyairkan kecintaan, kesetiaan, keperkasaan, persatuan, dan keagungan.

”Wor Sireb biasanya dilaksanakan di atas bubes atau tanah lapang semalam suntuk,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Biak Numfor Andris Kafiar.

Sementara itu, Provinsi Bali menampilkan enam penari yang merupakan hasil seleksi Pesta Kesenian Bali beberapa waktu lalu. Mereka dari Sanggar Seni Smarandana, Kabupaten Badung, Bali. (LOK)

Sumber: Kompas, Kamis, 5 Juni 2008

No comments: