YOGYAKARTA (MI): Buku berjudul Penjelasan Sejarah tulisan almarhum sejarawan Kuntowijoyo diluncurkan Jumat (22/2) lalu. Peluncuran buku itu bertepatan dengan peringatan seribu hari meninggalnya guru besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM tersebut.
Peluncuran buku dilaksanakan dengan sederhana, di ruang auditorium FIB UGM dan dihadiri sejumlah kolega.
Dalam peluncuran buku itu sekaligus diadakan diskusi dengan narasumber dari UGM, yakni sejarawan Suhartono, dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Budi Irawanto, serta dosen sejarah Margana.
Pada diskusi itu Suhartono menjelaskan, dalam buku terakhir yang ditulis almarhum Kuntowijoyo setebal 197 halaman itu, Kunto memaparkan bahwa ilmu sejarah merupakan ilmu yang terbuka. Hakikat dan kemandirian ilmu sejarah merupakan kekuatan yang mampu menjelaskan sejarah, sehingga perlu dibedakan antara penjelasan ilmu-ilmu alam dan ilmu sosial di satu pihak, dan ilmu sejarah di pihak lain. ''Selain itu, dalam sejarah sendiri, kuantifikasi belum banyak diterapkan. Kuantifikasi sebagaimana dalam tradisi sejarah sebenarnya hanya menjelaskan narasi. Jadi bukan merupakan penjelasan numerical dan statistical. Pada dasarnya sejarah itu persoalan kualifikatif,'' kata Suhartono.
Adapun Budi Irawanto berpendapat, buku pamungkas Kuntowijoyo itu memuat tidak kurang dari 60 ulasan review terhadap karya sejarawan, baik dari dalam maupun luar Indonesia. Sementara tahun publikasi karya-karya yang diulas Kuntowijoyo merentang cukup jauh, dari karya klasik Sartono Kartodirdjo berjudul Peasant's Revolt of Banten in 1888 yang terbit 1966 hingga karya Kuntowijoyo berjudul Raja, Priyayi dan Kawula pada 2004.
''Dalam buku Penjelasan Sejarah itu karya dalam konteks Indonesia mempunyai tempat yang lebih luas ketimbang karya dari luar Indonesia,'' jelas Budi. (AZ/H-3)
Sumber: Media Indonesia, Minggu, 24 Februari 2008
No comments:
Post a Comment