Sunday, February 17, 2008

Bahasa Indonesia Wajib Dipakai di Sekolah Internasional

TEMANGGUNG (MI): Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo meminta sekolah berstandar internasional tidak melupakan identitas bangsa Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut harus menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama dalam pembelajaran mata pelajaran di sekolah.

Hal itu disampaikan Mendiknas di sela-sela peletakan batu pertama pembangunan sekolah berstandar internasional (SBI) SMPN 2 dan SMKN 1 Temanggung, Jawa Tengah, kemarin. Dalam kesempatan itu, Mendiknas juga menghadiri peletakan batu pertama SMKN 1 Tembarak, Temanggung.

Lebih lanjut, Mendiknas mengatakan pentingnya mempertahankan jati diri bangsa. Untuk itu, para peserta didik yang bersekolah di SBI tetap memberikan contoh menggunakan bahasa Indonesia dalam pembelajaran di sekolah.

''Bahasa Inggris memang penting, tapi jangan melupakan jati diri bangsa. Bahasa Indonesia harus tetap diajarkan di sekolah, dan juga harus menjadi bahasa pengantar pada mata pelajaran tertentu,'' imbaunya.

Mendiknas mencontohkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai hal yang utama dalam mengajarkan mata pelajaran olahraga, sejarah, kesenian di sekolah-sekolah berstatus SBI. ''Bahkan, untuk di daerah, SBI juga tidak melupakan mata pelajaran bahasa-bahasa daerah, agar calon generasi muda dan putra daerah tidak melupakan bahasa daerah mereka,'' ujar Mendiknas.

Artinya, tambah Mendiknas, penggunaan bahasa Inggris di sekolah-sekolah berstatus SBI sangat dianjurkan pada penggunaan kelompok mata pelajaran sains dan teknologi, yang memang membutuhkan pertukaran dan kekinian data sains dan teknologi dari negara-negara lain, yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan internasional.

Mendiknas juga meminta sekolah-sekolah SBI agar tidak hanya mengedepankan kecerdasan intelektual, tetapi juga membangun kecerdasan hati, rasa, dan raga.

"Keempat kecerdasan itu harus berjalan bersama-bersama dan beriringan agar yang dihasilkan dari peserta didik, yakni manusia yang unggul. Tentunya juga menjadi contoh teladan bagi sekolah-sekolah lain yang belum berstatus SBI."(Dik/TS/H-3)

Sumber: Media Indonesia, Minggu, 17 Februari 2008

No comments: