Yogyakarta, Kompas - Penemuan fosil manusia cebol atau hobbit yang dinamai Homo floresiensis di Gua Liang Bua, Desa Liang Bua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, (NTT) sampai saat ini belum final.
Saat ini masih ada perdebatan di antara para ahli paleoantropologi. Tim gabungan Indonesia- Australia terdiri dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dipimpin RP Soejono dan tim dari University New England pimpinan Mike Morwood. Penelitian pada tahun 2001-2003 itu mengidentifikasi fosil tersebut adalah spesies baru dalam garis evolusi manusia.
Almarhum Teuku Jacob, ahli paleoantropologi dan antropologi ragawi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meninggal dunia Rabu (17/10), bersikukuh fosil di Flores bukan spesies baru, melainkan bagian dari subspesies Homo sapiens dengan ras Austrolomelanesid.
"Perbedaan pendapat suatu hal yang wajar sebab persoalan temuan fosil tersebut (Homo floresiensis) belum final. Biarlah yang memutuskan ahlinya. Tentunya diharapkan penemuan Pak Jacob dilanjutkan penerusnya di UGM agar suatu saat dapat dibuktikan, apakah fosil itu Homo sapiens atau spesies baru," ujar staf peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional (Puslitbang Arkenas) Emanuel Wahyu Saptomo, yang dihubungi dari Ende, Flores, Kamis.
Wahyu memimpin tim peneliti dari Puslitbang Arkenas untuk penelitian lanjutan di Gua Liang Bua, 7 Juni-31 Juli 2007. Fokus penelitian untuk mengetahui secara keseluruhan karakteristik Liang Bua sebagai situs hunian yang berkelanjutan serta kronologi penghunian secara lengkap, mulai dari fase penghunian awal hingga fase penghunian akhir prasejarah. (SEM)
Sumber: Kompas, Jumat, 19 Oktober 2007
No comments:
Post a Comment