Marianne Katoppo (SP/Luther Ulag)
PENULIS kawakan, Marianne Katoppo meninggal dunia di Jakarta, pukul 16.00 WIB Jumat (12/10). Penulis buku Compassionate and Free itu terkena serangan jantung saat turun dari mobilnya dan meninggal dunia di Rumah Sakit PGI Cikini, Jakarta.
Marianne sangat terkenal dengan karya novelnya yang berjudul Raumanen. Bahkan novel ini memenangkan sayembara penulisan novel dari Dewan Kesenian Jakarta tahun 1975, Hadiah Yayasan Buku Utama tahun 1978, dan South East Asian Write Award tahun 1982.
Marianne adalah seorang teologis dan feminis. Penulis buku tentang kesetaraan wanita dan pria ini (emansipasi) ini, telah dikremasi pada hari Sabtu (13/10) di Krematorium Oasis Tangerang.
Marianne meninggal saat buku Compassionate and Free versi bahasa Indonesia akan diluncurkan pada 1 November mendatang. Buku itu sudah diterbitkan dalam 30 bahasa. "Inilah mungkin keinginannya yang terakhir, agar bukunya diterbitkan," kata Artides Katoppo, kakak kandung almarhumah.
Buku yang dalam versi bahasa Indonesianya berjudul Tertentu dan Bebas itu bercerita tentang teologi seorang wanita Asia. Perjuangan untuk emansipasi dan kesetaraan antara wanita dan pria.
Marianne Katoppo membedah makna cinta dengan laju tuturannya yang menggoyahkan dan merubah pandangan kita tentang konsep-konsep cinta. Alur ceritanya dibalut dengan ketegaran perempuan bersama kepengecutan laki-laki.
Bahkan benturan-benturan yang dihentakkan lewat kupasan identitas kesukuan, pertanyaan tentang orang Indonesia, bahkan apa itu keimanan dalam Raumanen menjadi semacam lantunan harmoni yang telah mengantarkan novel sekaligus penulisnya meraih penghargaan.
Raumanen, terbit pertama kali tahun 1977. Beberapa tahun selanjutnya novel ini meraih tiga hadiah sastra. Pemenang Sayembara Menulis Dewan Kesenian Jakarta 1975, Hadiah Yayasan Buku Utama 1978, dan Sea Write Award 1982.
Kekuatan Marianne Katoppo adalah kekuatan seorang feminis. Pada novel Raumanen, Marianne Katoppo menulis reaksinya terhadap dunia modern.
Henrietta Marianne Katoppo adalah adik bungsu Aristides Katopo (eks pimpinan Sinar Harapan yang dibredel tahun 1986), ayahnya adalah Elvianus Katoppo, pejuang Manado pada waktu melawan Belanda, Menteri Pendidikan dan Agama Negara Indonesia Timur jaman Republik Indonesia Serikat, dan kemudian menjadi pejabat Departemen P & K. Selamat jalan Marianne. [dari berbagai sumber/M-15]
Sumber: Suara Pembaruan, Selasa, 16 Oktober 2007
No comments:
Post a Comment