Thursday, October 18, 2007

Obituari: Ilmuwan Besar Prof Dr Teuku Jacob Meninggal Dunia di Yogyakarta

Yogyakarta, Kompas - Ilmuwan besar dan mantan Rektor Universitas Gadjah Mada Profesor Dr Teuku Jacob meninggal dunia, Rabu (17/10) pukul 17.45 di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta. Ahli paleoantropologi dan antropolog ragawi ini meninggal dunia dalam usia 77 tahun karena sakit liver.

Profesor Jacob sempat dirawat selama 12 hari di Ruang Isolasi ICCU RS Dr Sardjito. "Penyakit liver tersebut sudah lama diidap dan semakin parah karena usia yang sudah menua," ujar Kepala Humas RS Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho. Pada pukul 15.00, tekanan darahnya terus melemah dan denyut nadi sudah tidak teraba. Kondisi makin buruk karena kemudian terjadi perdarahan.

Selama dirawat, Profesor Jacob mendapat pengawasan intensif dari 10 dokter spesialis. Mereka antara lain dokter ahli gastroentrologi atau ahli pencernaan, ahli jantung, serta ahli saluran kencing. "Kondisi penyakitnya memang mengkhawatirkan sejak awal masuk rumah sakit," ujar Trisno Heru Nugroho.

Rencananya, menurut Kepala Humas UGM Suryo Baskoro, jenazah dimakamkan pada Kamis (18/10). Sebelumnya, jenazah disemayamkan di rumah duka di Jalan Bulaksumur A 14, Yogyakarta. Penghormatan terakhir juga akan dilaksanakan di Balairung UGM.

Profesor Jacob sempat memangku jabatan sebagai Rektor UGM selama empat tahun sejak 1982. Seusai menjabat rektor, pria kelahiran Aceh Timur, 6 Desember 1929, ini lebih berkonsentrasi sebagai ahli fosil.

Guru besar antropologi ini merupakan ilmuwan yang terus memperjuangkan penemuannya bahwa fosil di Flores bukan spesies baru, tetapi bagian salah satu dari subspesies Homo sapiens dengan ras Austrolomelanesid.

Rektor UGM Prof Sudjarwadi menuturkan, Prof Jacob merupakan sosok ilmuwan bidang paleoantropologi profesional dan tangguh. Nama Prof Jacob tak asing di dunia ilmu paleoantropologi internasional.

Prof Etty Indriati, Kepala Laboratorium Bio-Paleoantropologi UGM yang menggantikan Jacob mengungkapkan, almarhum berjasa besar mengembangkan ilmu antropologi dan cabang-cabangnya, khususnya bidang antropologi ragawi. "Spirit Prof Jacob itu sangat besar dan tak pernah padam untuk terus bekerja dan mengabdi pada ilmu pengetahuan sampai akhir hayatnya," ujarnya.

"Pithecantropus"

Di forum internasional, Teuku Jacob dikenal sebagai ilmuwan andal dan kukuh prinsipnya. Atas jasa Prof Dr Teuku Jacob inilah, fosil kunci manusia Jawa pithecantropus erectus yang pernah ditemukan, lalu diperdagangkan, akhirnya bisa dibawa pulang ke Indonesia. Dalam kasus lahan minyak di Celah Timor, Jacob ngotot agar Pemerintah Indonesia berani menyatakan hak atas kawasan itu. Ia pula yang tegas menolak klaim spesies baru oleh sekumpulan antropolog muda Australia atas fosil manusia kerdil Flores itu. (WKM/RWN/HRD)

Sumber: Kompas, Kamis, 18 Oktober 2007

No comments: