JAKARTA (Media): Perhatian pemerintah masih minim dalam upaya mempromosikan buku ke luar negeri. Padahal, promosi buku merupakan upaya memperkenalkan nama dan citra Indonesia di dunia internasional.
Seperti ajang pameran buku internasional di Frankfrut, Jerman, yang akan berlangsung 10-14 Oktober, para penerbit buku Indonesia yang ikut serta dalam pameran tersebut tidak mendapat dukungan dana dari pemerintah.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Setia Dharma Madjid di Jakarta, kemarin. Ia menyesalkan sikap pemerintah pada tahun ini tidak memberikan perhatian khusus kepada penerbit buku untuk mempromosikan buku melalui pameran buku terbesar di dunia.
''Penyebabnya, tahun ini zero income. Pada 2005, kami mendapat bantuan stan. Demikian juga pada tahun lalu pemerintah membantu uang Rp30 juta. Tahun ini kami tidak mendapat dana bantuan sama sekali,'' jelas Setia.
Untuk menutupi biaya, IKAPI melobi ke sejumlah instansi swasta untuk turut membantu upaya promosi buku-buku Indonesia ke luar negeri.
Setia menyayangkan sikap pemerintah yang tidak perhatian dengan promosi buku ke luar negeri, terlebih pada ajang pameran buku terbesar di dunia seperti Frankfrut Book Fair. Indonesia masih tertinggal dalam promosi buku jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
''Ini sebenarnya bentuk keterbelakangan karena banyak potensi dari buku-buku di Indonesia serta layak untuk dijual di negara lain, misalnya dari buku-buku yang mengupas sejarah, sastra, budaya, dan sosial politik,'' ujar Setia Dharma.
Delegasi Indonesia akan membawa 50 buku terbaik untuk dipromosikan di stan Indonesia yang mendapat kapling cukup besar, yakni 4 meter X 16 meter. Tahun lalu, Indonesia hanya dapat kapling stan 2 meter X 2 meter. Dari 50 judul buku yang tergolong the best book itu, di antaranya Indonesian Directory: The Jewel of Asia, Kota Gede, Terra Incognitia Tropicale, dan buku termahal berjudul Rumah Bangsa (Natural's Place) karya Lans Brahmantyo, yang harganya mencapai Rp2,8 juta. (Dik/H-3).
Sumber: Media Indonesia, Sabtu, 6 Oktober 2007
No comments:
Post a Comment