Wednesday, October 31, 2007

Kaum Muda Jadi Pelopor, Industri Kreatif Indonesia Tembus Pasar Mancanegara

Bandung, Kompas - Perkembangan industri kreatif di Indonesia sebenarnya cukup menggembirakan. Bahkan, beragam industri kreatif yang digerakkan anak-anak muda Indonesia yang mengandalkan pada kreativitas telah mampu menembus pasar mancanegara.

Kenyataan ini terungkap dari kunjungan ke beberapa perusahaan yang bergerak di bidang fashion, arsitektur, dan seni yang dibangun anak-anak muda di Bandung, Selasa (30/10). Kegiatan ini rangkaian dari simposium regional Strategic Dialogue in South East Asia-Developing Creative Industry yang digelar British Council dan diikuti pengambil kebijakan dan praktisi senior pendidikan dari 10 negara.

PT Urbane Indonesia yang didirikan tahun 2004 oleh M Ridwan Kamil, misalnya, mengembangkan pembangunan kembali dan desain urban, arsitektur, arsitektur lanskap, perencanaan regional dan kawasan, serta pembangunan yang menggabungkan beragam fungsi.

Dalam rancangan kreatif para arsitektur ini, fungsi dan estetika diterapkan secara selaras. Namun, juga tetap memerhatikan masalah lingkungan hidup, masalah sosial, termasuk ekologi, dampak visual, dan peluang ekonomi. Karya-karya kreatif para arsitek muda Indonesia ini sudah merambah mancanegara, seperti di China, Timur Tengah, dan kini mengerjakan proyek di Suriah.

Salah satu proyek arsitektur yang pernah dikerjakan adalah Beijing Islamic Center Mosque, bekerja sama dengan EDAW Hongkong. Untuk master plan, misalnya Huang Pu River Regional Master Plan di Shanghai, China, bersama SOM Hongkong.

Reza A Nurtjahja dari PT Urbane Indonesia mengatakan, karya para arsitek Indonesia ini mampu menembus pasar global karena menawarkan gagasan yang tidak biasa, tetapi tetap memerhatikan kepuasan pengguna. "Yang ditawarkan harus karya yang universal, bisa diterima pasar global," kata Reza.

Menyebar ke mancanegara

Fikki C Satari dari Airplane Systm, yang bergerak di industri kreatif fashion, mengatakan, pangsa pasar fashion yang dihasilkan dari Bandung sudah menyebar ke seluruh Indonesia dan mancanegara. "Kami mengandalkan pada desain yang lahir dari ide-ide kreatif. Fashion yang dihasilkan pun jadi unik dan tidak pasaran, malah bisa jadi trendsetter," kata Fikki.

Kreativitas pun bukan berhenti pada produksi, tetapi juga dalam pemasaran. Fikki dan teman- temannya membuat toko berjalan dengan memanfaatkan bus yang didesain secara kreatif pula. Bus ini menjadi toko berjalan yang menghampiri para pembeli di banyak tempat di Bandung. Bahkan, tahun ini mereka direncanakan menambah bus untuk di luar kota Bandung.

Selain itu, pemasaran dijalankan dengan menggabungkan industri kreatif musik independen atau musik indie yang digemari generasi muda. Dengan demikian, pembeli dikenalkan dengan budaya indie untuk menyerap semangat positif dari budaya ini.

Adapun Gustaff H Iskandar dari Common Room Network Foundation mengembangkan suatu tempat di mana orang dari berbagai kalangan bisa berkumpul untuk menyajikan kreativitas mereka. Seniman bisa memamerkan kreativitas seni mereka, atau ilmuwan bisa memperkenalkan pengetahuan dan teknologi yang sedang dikembangkan.

Pengusaha-pengusaha muda yang menggerakkan industri kreatif di Bandung tersebut juga mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendorong semakin banyak anak muda yang berani mengembangkan diri dengan kreativitas mereka. Pendidikan di luar sekolah dikembangkan bagi anak-anak muda yang tertarik untuk mengeksplorasi diri. (ELN)

Sumber: Kompas, Rabu, 31 Oktober 2007

No comments: