Saturday, September 21, 2013

Wartawan Media Indonesia Luncurkan Kumpulan Puisi

JAKARTA (Lampost): Buku puisi, Rontaan Masehi karya wartawan Media Indonesia Iwan Kurniawan diluncurkan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jasin, TIM, Jakarta, Jumat (20-9).

PELUNCURAN BUKU PUISI: (Kiri ke kanan) Kepala Pelaksana Pusat
Dokumentasi Sastra H.B Jassin Ariany Isnamurti, Budayawan Gerson Poyk,
Penyair Iwan Kurniawan, Budayawan Djadjat Sudrajat, dan pemerhati Seni
Melani Setiawan berfoto bersama saat peluncuran Buku Puisi "Rontaan
Masehi" karya Iwan Kurniawan di Jakarta, Jumat, (20/9). Buku puisi
setebal 95 halaman karya penyair yang kesehariannya berprofesi sebagai
wartawan Harian Media Indonesia tersebut merupakan kumpulan puisi pada
masa Iwan berkuliah di Bandung, Jawa Barat. MI/ATET DWI PRAMADIA
Peluncuran buku ini diisi pembacaan puisi sejumlah penyair dan diskusi dengan pembicara sastrawan Gerson Poyk dan angggota Dewan Redaksi Media Group dengan moderator Lusiana Indriasari.

Menurut Djajat, puisi-puisi Iwan menggambarkan kemuraman yang sangat kental. Dengan judul apa pun, nuansa kemuraman itu tidak dapat disembunyikan bahkan dengan diksi yang garang seperti artileri.

Namun, kemuraman ini merupakan salah satu kekuatan Iwan. Menggunakan puisi berbau kemarahan atau kekecewaan bukanlah hal yang aneh karena sesuatu yang bernama kemarahan saat ini begitu mudah ditemukan.

Ini memang merupakan tafsir dan sebuah karya yang diluncurkan ke publik adalah milik publik dan tentu saja publik berhak memberikan berbagai tafsir. Setiap orang memang berhak memberi tafsir, apalagi kini demokratisasi dalam berkesenian sudah sangat luas. Setiap tafsir justru menambah kekuatan sebuah karya.

Menurut Gerson, puisi Iwan juga tentang berbagai hal dalam kehidupan. Di dalamnya ada absurditas, kritik sosial, dan ada kehidupan. Semuanya diramu dengan pergolakan dan pergulatan batin yang tak kenal kata akhir.

Absurditas kehidupan, kata Gerson, menjadi cermin betapa kehampaan dan kefanaan selalu menyertai di mana pun kita berada. Sebagai wartawan, sisi humanistik dalam puisi ini kental terasa. Sementara itu, budayawan Mudji Sutrisno mengatakan ruang sastra di media massa makin sempit.

Peluncuran buku puisi ini dihadiri berbagai kalangan. (HES/S1)

Sumber: Lampung Post, Sabtu, 21 September 2013

No comments: