[JAKARTA] Komunitas Sastra Indonesia (KSI) berupaya memetakan sastra Indonesia yang terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Pemetaan tersebut dianggap penting untuk mengetahui potensi sastra Indonesia yang tersebar di daerah-daerah, termasuk juga perkembangan komunitas sastra.
Sastrawan, Sutardji Calzoum Bahri (kanan) bersama Head of Corporate Affairs PT Djarum, Soewarno M Serad (tengah) dan Sastrawan Maman S Mahayana (kiri) menjelaskan saat jumpa pers Kongres Komunitas Sastra Indonesia, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (15/1). (SP/Ignatius Liliek)
KSI akan menggelar konggres pertamanya pada 19-21 Januari 2008. Dari konggres tersebut, KSI ingin telah menetapkan sejumlah agenda penting, termasuk pemilihan pengurus baru KSI periode 2008-2010. Hal tersebut dijabarkan Ketua Umum Kongres KSI, Wowok Hesti Prabowo, Selasa (15/1).
Selain pemilihan pengurus, konggres KSI juga bertujuan menyusun langkah-langkah strategis dan program baru untuk periode mendatang. Kongres itu juga ingin menampung dan menindaklanjuti masukan-masukan dari cabang-cabang atau koordinat KSI dan meningkatkan kinerja KSI Pusat dan cabang.
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) sekaligus Kritikus Sastra, Maman S Mahayana, yang juga akan menjadi pembicara dalam acara tersebut menyatakan, perkembangan komunitas sastra Indonesia saat ini tergolong luar biasa. Oleh karena itulah, akomodasi yang tepat diperlukan untuk dapat menyalurkan informasi kepada anggota di daerah.
"Sarana tersebut mudah-mudahan bisa sebagai pendorong, terutama dalam hal penerbitan karya (karya sastra) teman-teman di daerah. Persoalan penting lain adalah bagaimana cara memahami sastra Indonesia," ujar Maman.
Maman menambahkan, konggres tersebut adalah sesuatu yang fenomenal dan penting. Dengan diadakan kongres tersebut diharapkan dapat terjadi pemetaan sastra Indonesia yang lebih lengkap. Ia juga optimistis bahwa sastra Indonesia bisa semakin kaya. Hal itu tak lepas dari keberadaan penulis-penulis yang tidak hanya datang dari Jakarta saja.
Sementara itu, sastrawan yang dijuluki Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, juga akan terlibat dalam kongres dan bertindak sebagai pengisi acara. Menurut jadwal acara yang dikeluarkan oleh panitia, Sutardji akan tampil di hari ketiga dalam sesi Pentas Baca Puisi.
Mengenai penyelenggaraan kongres, Sutardji (66) menyatakan, dia mengharapkan acara tersebut bisa menjadi sesuatu yang bermartabat. Akan ada pencapaian-pencapaian, terutama dalam hal kreativitas oleh si pencipta karya.
"Maksud dari bermartabat bahwa acara dapat berlangsung dengan baik dan santun. Ada pula upaya mencari kedalaman, serta upaya pencapaian intelektual. Pencapaian yang dimaksud, baik yang sudah ada, pernah ada, bahkan yang akan ada dalam dunia sastra Indonesia," kata Sutardji.
Bentuk Apresiasi
Menurut Sutardji, dari sisi pengelolaan juga harus bermartabat. Maksudnya bahwa pihak pengelola harus menyelenggarakan acara tersebut dengan maksimal. Dalam kesusastraan ada dua hal yang harus saling bertepuk (timbal balik). Inti dari hal itu adalah pencapaian karena sas- tra adalah sebuah bentuk apresiasi dan bagian dari sejarah.
Dalam hal susunan acara, KSI yang bekerja sama dengan Djarum Bakti Pendidikan, akan mengawali kegiatan dengan sidang anggota KSI. Pada acara pembukaan, Sabtu (19/1), akan diisi dengan sidang penjelasan visi dan misi, laporan dewan pengurus KSI, serta laporan dan harapan KSI cabang. Pelaksanaan acara tersebut akan diikuti anggota kongres KSI.
Sementara itu, rangkaian acara untuk peserta non-kongres akan dimulai di hari yang sama, pada pukul 19.00 WIB. Kegiatan seperti, pemetasan seni, sambutan, orasi sastra, dan peluncuran buku akan berlangsung di hari tersebut. Di sela-sela acara juga akan diresmikan cabang-cabang KSI se-Indonesia.
Acara hari kedua akan diisi dengan seminar bertema Meningkatkan Peran Komunitas Sastra Sebagai Basis Perkembangan Sastra Indonesia. Beberapa pembicara yang dijadwalkan oleh panitia untuk mengisi acara, antara lain, Budi Darma, Korrie Layun Rampan, Arswenso Atmowiloto, Habiburrahman El Shirazy, dan Dendy Sugono (Kepala Pusat Bahasa).
Di hari ketiga, peserta kongres dan seminar akan mengikuti serangkaian acara kunjungan ke beberapa tempat di Kudus. Menurut Wowok, acara akan diikuti sekitar 200 peserta, yang berasal dari berbagai elemen, antara lain, pengurus KSI pusat dan perwakilan cabang, peninjau, pengamat, dan para peminat sastra secara umum. [DMP/U-5]
Sumber: Suara Pembaruan, Rabu, 16 Januari 2007
No comments:
Post a Comment