PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Barack Obama naik becak sambil mengancungkan dua jari kanannya sebagai tanda kemenangan . Di kanan kiri becak terpajang bendera AS, dan di bawah kaki penumpang bertuliskan campaign for peace. Sementara di sisi kiri dan kanan becak tertulis antara lain Viva Afganistan, Viva Pakistan, Save Gaza, Save Iraq, Yes U Can. Instalasi karya Wilman Syahnur, Yogyakarta, ini bertajuk Membuat Obama & Perdamaian yang Dibuat-buat. Becak yang ditumpangi Obamab dari bahan fiberglass dipajang bersama karya terbaik dan 94 karya nominasi Biennalle Indonesia Art Award (IAA) di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, baru-baru ini. Kompetisi IAA bertemakan Contemporaneity, diselenggarakan Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI) baru baru ini yang diikuti sekitar 1200 karya dari berbagai daerah, namun terpilih hanya 94 karya untuk digelar.
Karya Obama naik becak ini cukup menyita perhatian pengunjung, termasuk Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata Aurora F. Tambunan, usai membuka pameran Biennalle IAA 2010, Kamis (17 Juli). Banyak yang ingin diabadikan bersama Obama, termasuk Aurora.
Obama naik becak meraih karya terbaik dalam Biennalle IAA 2010. Dua karya terbaik lainnya adalah The Good, The Bad and The Restless karya Erwin Windu Pranata (Bandung) dari media iron plate, LCD monitor 7 inchi dan elecytrical component. Kemudian Teater Dari Saluran 99 dengan media akrilik di atas kanvas karya Tatang Ramadhan Bouqie (Jakarta). Masing-masing pemenang menerima hadiah uang sebesar Rp 50 juta.
Dewan juri terdiri dari Jim Supangkat, Asmudjo Jono Irianto, Suwarno Wisetrotomo dan Rizki A Zaelani dan Kuss Indarto, juga menetapkan 2 karya special mentioned, yakni karya grafis dan lukisan Ariswan Adhitama (Yogyakarta) bertajuk Police Shoot Them dari media tinta cetak, akrilik dan cat spray di atas kanvas, dan MG Pringgotono (Jakarta) dengan karya instalasi dinding Aman Suraman Smile dari media enamel di atas helm plastik. Masing-masing penghargaan khusus ini menerima hadiah uang sebesar Rp 15 juta. Ketua Umum YSRI Miranda S.Goeltom, menjelaskan, kompetisi ini meneruskan kompetisi seni lukis The Philip Morris Group Companies sejak 1994, di mana telah melahirkan sejumlah seniman yang kemudian menjadi seniman terkemuka Indonesia. Dan sekali gus pula mengantar seniman tersebut ke kancah internasional, sehingga turut mengangkat reputasi seni rupa Indonesia di dunia internasional. Ketua Panitia Biennalle IAA 2010, Sri Astari karya yang digelar ini meliputi instalasi, lukisan, patung, fotografi, video art, mix media, grafis dan obyek 3 dimensi. Biennalle ini sebagai program rutin, diadakan setiap 2 tahun sekali, diawali tahun 2008. Untuk dua tahun ke depan, Biennalle akan menjadi Open-Biennalle atau Biennalle Terbuka Indonesia Art Award, di mana keikutsertaan para seniman didasarkan sesuai proposal yang masuk, bukan melalui proses undangan atau seleksi khusus seperti lazimnya penyelenggaraan Biennalle.
Kriteria kompetisi kali ini agak sedikit longgar, antara lain boleh menampilkan karya beberapa tahun sebelumnya. Bahkan pernah dipamerkan. Salah satunya karya Obama naik becak yang pernah ikut dalam Biennalle Yogyakarta, November 2009. Ketika becak yang digenjot Wilman Syahnur dengan penumpang Obama terbalik, sehingga jadi berantakan. "Itu bukan kesengajaan, tetapi saya belum pengalaman membawa becak di jalan yang menurun," tutur seniman kelahiran Bandung itu.
Kemudian patung Obama itu diperbaiki lagi dalam tempo satu minggu, tetapi dibuat dalam keadaan seolah-olah baru ke luar dari rumah sakit. Tapak kaki kanan dan salah satu jarinya digips serta kepalanya diperban.
Foto - foto sejak awal becak itu dibawa keliling, hingga terjatuh dan kemudian diperbaiki hingga berpose di depan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Yogyakarta dipamerkan berdekatan dengan becak. Konon, di antara foto ini dimuat di media cetak di AS. Wilman memperbaiki ulang dalam keadaan sebelum kecelakaan, yang kemudian diikut sertakan dalam kompetisi IAA 2010. Karya yang menelan biaya sekitar Rp 6 juta, di antaranya beli becak bekas Rp 800.000, diilhami ketika Presiden AS Barack Obama dapat nominasi nobel hadiah perdamaian dunia. Nah, dalam waktu yang sama Obama mengirim 30.000 pasukan tambahan ke Afganistan. Memang ironis. "Saya buat karya ini sebagai kritik, dia memperjuangkan perdamaian, tetapi mengirim pasukan untuk perang," papar Wilman. Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus Andre Sukmana menilai award seni rupa sudah mulai muncul di mana-mana, seperti di Yogyakarta, Jakarta dan Bandung.Karya peserta dalam IAA ini banyak sekali ragamnya, demikian juga tim kurator berbeda, sehingga sangat mungkin hasilnya beda. Namun yang cukup menarik dalam kompetisi ini, pemenang dan nominator termasuk seniman muda yang umumnya masih baru dalam pecaturan dunia seni rupa. (Susianna)
Sumber: Suara Karya, Sabtu, 24 Juli 2010
No comments:
Post a Comment