-- Wisnu Aji Dewabrata
RIBUAN warga memenuhi Lapangan Saburai, Bandar Lampung, dan jalan-jalan di sekitarnya, Sabtu (24/7). Mereka antusias melihat arak-arakan Festival Krakatau XX yang panjangnya lebih dari 2 kilometer. Warga sudah menunggu sejak pukul 13.00 walaupun arak-arakan baru dimulai pukul 15.00.
Arak-arakan dalam Festival Krakatau XX, Sabtu (24/7) di Bandar Lampung, Lampung, diikuti parade gajah. Arak-arakan itu diikuti ribuan peserta dari 14 kabupaten/kota di Lampung. Festival Krakatau digelar untuk memperingati letusan Gunung Krakatau tahun 1883 dan menarik wisatawan ke Lampung. (KOMPAS/WISNU AJI DEWABRATA)
Bagi warga Lampung, Festival Krakatau merupakan salah satu agenda yang selalu dinantikan setiap tahun. Festival yang sudah diselenggarakan selama 20 tahun itu masih memiliki daya tarik yang besar hingga saat ini.
Festival Krakatau diselenggarakan untuk memperingati letusan Gunung Krakatau pada tanggal 26, 27, dan 28 Agustus 1883.
Letusan Gunung Krakatau menimbulkan awan panas setinggi 70 kilometer dan tsunami setinggi 40 meter. Letusan gunung yang terletak di Selat Sunda, tetapi secara administratif masuk wilayah Lampung, tersebut menewaskan sekitar 36.000 orang.
Selain untuk memperingati tragedi yang memilukan itu, Festival Krakatau juga bertujuan menarik wisatawan berkunjung ke Provinsi Lampung.
Festival Krakatau XX berlangsung pada Sabtu-Minggu (24-25/7). Tahun ini Festival Krakatau agak berbeda dengan kegiatan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.
Festival kali ini diwarnai dengan pemberian gelar adat kepada Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, Ketua DPRD Lampung Cik Marwan Hasan, dan Ketua Majelis Penyeimbang Adat Lampung Qadarsah Irsa.
Prosesi pemberian gelar berlangsung di Mahan Agung, yaitu rumah dinas Gubernur Lampung di Bandar Lampung. Prosesi dilakukan dengan serangkaian upacara adat Lampung, di antaranya mengarak para penerima gelar menggunakan kereta kuda.
Adapun arak-arakan Festival Krakatau dimulai dari Jalan Jenderal Sudirman, kemudian masuk ke Lapangan Saburai. Di lapangan tersebut telah berdiri panggung utama dengan ornamen kepala gajah.
Di depan panggung utama berdiri tenda VIP. Di tenda tersebut duduk para tamu undangan, di antaranya Duta Besar Yunani, Brunei, Filipina, Belgia, dan Singapura.
Lebih meriah
Zainudin (64), warga Bandar Lampung, mengutarakan, Festival Krakatau tahun 2010 lebih meriah ketimbang Festival Krakatau tahun sebelumnya.
”Festival Krakatau tahun ini lebih meriah karena diikuti peserta dari 14 kabupaten/kota. Tahun sebelumnya jumlah peserta karnaval tidak sebanyak tahun ini,” kata Zainudin yang setiap tahun selalu menonton Festival Krakatau bersama cucunya.
Menurut Zainudin, akan lebih baik kalau Festival Krakatau diselenggarakan dua kali setahun. ”Sebenarnya kami ini haus hiburan. Kalau bisa diselenggarakan lebih dari sekali dalam setahun juga bagus,” ujarnya.
Evi (38), juga warga Bandar Lampung, mengutarakan, karnaval Festival Krakatau akan lebih menarik jika para pesertanya melakukan atraksi. Evi melihat para peserta karnaval hanya berjalan kaki atau menari dan memainkan musik seperlunya. ”Kalau cuma jalan kaki, terlihat kurang menarik,” katanya.
Evi menyayangkan kurangnya publikasi mengenai Festival Krakatau XX. Seandainya publikasi lebih gencar, Festival Krakatau tahun ini dipastikan lebih meriah, kata Evi.
Melihat Krakatau
Puncak acara Festival Krakatau adalah melihat Gunung Anak Krakatau hari Minggu (25/7). Para tamu undangan menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Bakauheni menuju ke Gunung Anak Krakatau.
Di perairan sekitar Gunung Anak Krakatau, perahu-perahu kecil yang dihiasi bendera telah disiapkan untuk menyambut kedatangan para tamu.
Namun, feri yang mengangkut tamu tidak bisa mendekat ke Gunung Anak Krakatau sehingga para tamu VIP hanya bisa menikmati keindahan gunung dari kejauhan.
Siang itu Gunung Anak Krakatau terlihat indah dengan semburan asap yang tingginya mencapai ratusan meter. Asap berwarna kelabu bergulung-gulung ke angkasa.
Di kaki Gunung Anak Krakatau, puluhan warga Pulau Sebesi yang merupakan pulau terdekat dengan Gunung Anak Krakatau dengan antusias menunggu kedatangan feri.
Festival Krakatau disambut dengan sukacita oleh warga Lampung di Bandar Lampung dan di tengah lautan, seperti warga Pulau Sebesi. Festival Krakatau adalah pestanya warga Lampung!
Sumber: Kompas, Rabu, 28 Juli 2010
No comments:
Post a Comment