Banjarmasin, 7/7 (ANTARA) - Sebanyak 150 dari 746 bahasa dari berbagai daerah di Indonesia terancam punah karena jarang dimanfaatkan untuk berkomunikasi lisan, kata Kepala Bidang Pengembangan Pusat Bahasa Sugiono di Banjarmasin Rabu.
Menurut dia, selain 150 bahasa yang terancam punah, 15 bahasa sudah dinyatakan punah karena tidak lagi terdengar atau menjadi alat komunikasi masyarakat daerah asal bahasa tersebut.
Dari 150 bahasa yang terancam punah kata dia, rata-rata adalah bahasa yang berasal dari Kalimantan, Papua, Sulawesi dan Halmahera. "Kalau yang sudah punah rata-rata adalah bahasa dari Halmahera," katanya.
Menurut Sugiono, penyebab punahnya bahasa daerah di Indonesia ada empat hal yaitu, akibat perang, bencana alam, urbanisasi dari desa ke kota dan perkawinan antar etnis. "Biasanya orang yang dari desa pindah ke kota akan menggunakan bahasa dimana dia tinggal saat ini, sehingga bahasa daerah terlupakan," katanya.
Begitu juga dengan perkawinan antar etnis, tambah dia, biasanya salah satu pasangan akan menggunakan bahasa pasangannya menjadi bahasa sehari-hari atau menggunakan bahasa daerah dimana dia tinggal saat ini.
Selain itu, kata dia, penyebab punahnya bahasa karena penduduk yang memanfaatkan bahasa tersebut berada di daerah terpencil sehingga kurang berkembang.
Kepala Balai Bahasa Kalsel Mugeni mengatakan untuk bahasa Banjar saat ini masih cukup aman dari ancaman kepunahan karena dimanfaatkan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Banjar maupun pendatang.
"Memang ada beberapa yang terancam punah, antara lain bahasa Berangas dan beberapa bahasa daerah di Kabupaten Tabalong," katanya.
Saat ini kata dia, balai bahasa Kalsel telah memetakan 11 dari 14 bahasa Banjar.
Melestarikan bahasa banjar, kata dia, saat ini juga telah beredar kamus bahasa Banjar yang bisa didapat di toko-toko buku. Bahasa daerah ini juga masuk dalam kurikulum pelajaran muatan lokal.
Sumber: Antara, 7 Juli 2010
No comments:
Post a Comment