Jakarta, Kompas - Bahasa Indonesia dalam pengembangan dan pengayaannya tidak boleh hanya bergantung pada Pusat Bahasa. Bahkan, setiap individu yang peduli bisa turut serta mengembangkan bahasa Indonesia, terutama dalam menemukan beragam istilah atau kata.
Demikian disampaikan Anton M Moeliono, Guru Besar Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa, dalam diskusi tentang bahasa jurnalistik yang digelar Forum Bahasa Media Massa (FBMM) bersama dengan Lembaga Kantor Berita Negara (LKBN) Antara di Jakarta, Kamis (29/7). Narasumber lainnya adalah Ketua Umum FBMM TD Asmadi dan Direktur Pemberitaan LKBN Antara Moehamad Saiful Hadi.
Anton memisalkan frasa ’pasar swalayan’, yang adalah pengindonesiaan dari supermarket, bukan ditemukan dan disosialisasikan Pusat Bahasa. Kata itu—dan juga banyak kata baru lain—merupakan bagian dari upaya warga dan institusi yang peduli dengan pengembangan bahasa Indonesia. Media massa memiliki peran yang penting dalam pengembangan bahasa Indonesia.
Oleh sebab itu, Anton meminta media massa memakai bahasa Indonesia yang dipakai masyarakat secara luas dan bukan menonjolkan dialek. Bahasa Indonesia saat ini dipergunakan dengan tak kurang dari 52 dialek.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang lebih luas, lanjut Anton, media massa sekaligus bisa mewujudkan idealismenya untuk mencerdaskan rakyat.
Asmadi mengakui, meski memiliki peran penting dalam pengayaan bahasa Indonesia, media massa masih acap kali melakukan kesalahan. Karena itu, wartawan sudah sepatutnya memahami benar bahasa sehingga tak melakukan kesalahan. (tra)
Sumber: Kompas, Jumat, 30 Juli 2010
No comments:
Post a Comment