Judul Buku: Mencari Tuhan Sepanjang Zaman: Dari Agama Kesukuan Hingga Agama Universal
Judul Asli: Religion in the Making
Penulis: Alfred North Whitehead
Penerjemah : Prof. Alois Agus Nugroho
Penerbit : Mizan, Bandung, 2009
Tebal : xxxiv + 204 halaman
TIDAK ada satu pun agama di dunia ini yang tak memiliki Tuhan. Sebab, esensi dari semua agama ialah menuntut penganutnya melakukan penyerahan diri secara total kepada Sang Absolut itu. Tuhan adalah sebab dari segala sesuatu. Ia merupakan awal dan akhir dari kehidupan.
Dengan kata lain, meski setiap penganut agama menyatakan bahwa Tuhan mereka berbeda, pemikiran tentang Tuhan itu sendiri tetap sama. Maka tak heran, jika pergulatan manusia mencari Tuhan menempati posisi yang sangat sakral dalam setiap agama samawi. Sebab, tradisi pencarian Tuhan ini sudah digalakkan nenek moyang mereka: Ibrahim.
Buku Mencari Tuhan Sepanjang Zaman karya Alfred North Whitehead ini setidaknya akan menyuguhkan ihwal sejarah panjang manusia dalam mencari keberadaan dan eksistensi Tuhan itu. Kendati Tuhan memiliki wujud yang tak nyata, kata Whitehead, pengalaman religius umat manusia sudah cukup ampuh untuk memersepsikan-Nya sebagai sesuatu yang paling sempurna.
Dalam buku ini, Whitehead mencoba mengelaborasi tentang perkembangan agama dan penghayatan ketuhanan berdasarkan kosmologi (teologi) proses. Konsep ini beranggapan bahwa alam semesta berevolusi menurut pola atau hukum kebaikan dan menuju kepada suatu tujuan. Tujuan yang dimaksud tak lain adalah Tuhan itu sendiri, sebagai muara dari kehidupan setiap makhluk.
Dalam khazanah ilmu pengetahuan, pemahaman tentang Tuhan mempunyai perspektif berbeda-beda. Cara pandang dalam menggambarkan Tuhan itu pun tampil dalam wujud yang beragam pula. Dalam tradisi ilmu kalam (teologi Islam), misalnya, Tuhan diposisikan sebagai Sang Pencipta (khalik); sementara realitas yang lain, disebut dengan ciptaan-Nya (makhluk). Lain halnya dalam kajian filsafat, Tuhan kerap digambarkan sebagai being qua being, the absolut being, atau kebenaran tertinggi. Sedangkan konsep tasawuf acap menampilkan Tuhan sebagai kekasih, di mana kepada-Nya puncak rindu dan cinta manusia diarahkan.
Menurut Whitehead, Tuhan adalah sebab formal alam semesta. Dengan kata lain, Tuhan sudah menyeleksi dari kemungkinan yang tak teratur dan terbatas itu menjadi bentuk-bentuk yang tertata, bernilai, dan bermakna. Dalam diri Tuhan sudah ada keteraturan dari dunia kemungkinan yang sudah diseleksi dan kemudian diinduksikan kepada vitalitas purba yang tanpa bentuk. Hal ini oleh Whitehead disebut "kreativitas", di mana kemudian muncul hasil ciptaan berupa organisme atau entitas aktual, yaitu makhluk hidup (hal. xiii).
Konsep kosmologi proses yang diusung Whitehead ini setidaknya bersandar pada hukum kausalitas yang meyakini bahwa seluruh kejadian dalam alam semesta disebabkan oleh dan dengan cara tertentu. Sehingga, teori ini memliki dua pokok kajian yang sangat khusus. Pertama, menegakkan eksistensi �penggerak pertama�, wujud yang menerangkan eksistensi dunia; kedua, membuktikan bahwa wujud ini adalah Tuhan (God).
Selain itu, Whitehead juga menyerukan untuk �menggugat� teologi klasik yang selama ini dipegang teguh oleh setiap agama, dan acapkali jadi picu pelatuk yang menggerakkan peperangan antaragama itu sendiri. Desakan untuk menafsirkan (kembali) agama, setidaknya bersandar pada kemajuan sains dan teknologi yang telah memunculkan tantangan serius terhadap pandangan agama.
Maka, teologi klasik akan terlihat usang jika terus bersikeras mempertahankan doktrinnya tanpa mengupayakan tanggapan baru yang lebih bersifat kreatif dan progresif. Walaupun agama secara intrinsik memiliki unsur yang abadi, suci, dan final, pemahaman serta penafsiran atasnya tetaplah bersifat terbuka dan manusiawi.
Walhasil, membaca buku ini kita akan disuguhi beragam diskursus yang sangat kaya akan perkembangan pemikiran dan pergulatan umat manusia dalam meneguhkan eksistensi keberagamaannya. Kendati dalam memahaminya kita mesti mencari sumber-sumber lain sebagai penunjang, temuan-temuan yang ada di sini sangat layak untuk dijadikan rujukan penting dalam menegaskan konsepsi ketuhanan; dan karena itu patut diapresiasi.
Muslim, penikmat buku, alumnus IAIN Raden Intan Bandar Lampung
Sumber: Lampung Post, Minggu, 11 Juli 2010
No comments:
Post a Comment