Saturday, July 31, 2010

Unescoitalia: Potret Kepedulian Warisan Budaya

Jakarta – Menjaga warisan budaya bukanlah hal mudah, namun juga bukanlah hal yang sulit dilakukan. Dibutuhkan pemahaman yang benar tentang betapa berharganya warisan budaya tersebut untuk dijaga turun-temurun.

Sebagian negara berhasil melakukannya, namun sebagian lagi tidak. Alhasil, tidak jarang warisan budaya itulah yang menarik minat wisatawan ataupun dijadikan model utama dalam pengembangan budaya masa kini.
Sebut saja Italia. Negara ini telah berhasil menjaga warisan peradaban lampau dan akan mewariskan kembali peradaban masa sekarang kepada ge­nerasi mudanya. Di negara ini terdapat 44 situs yang terdaftar dalam warisan budaya kemanusiaan UNESCO.

Situs yang dimiliki Italia ini merupakan yang terbanyak di dunia. Di dalam pameran “unescoitalia” di Galeri Foto Jurnalistik Antara yang digelar sejak 23 hingga 31 Juli ini, sebanyak 135 foto artistik karya fotografer Italia memperlihatkan kepedulian besar terhadap warisan budayanya.

Menara miring Pisa, Colo­seum, Basilika, dan bangunan serta taman-taman gaya Ro­mawi lainnya hanyalah bangunan yang sebenarnya sudah keropos dan terkesan angker.

Jika bukan karena usaha perawatan yang sedemikian rupa, dunia tidak akan mau mengaguminya dan menjadikannya tempat wisata favorit. Tidak hanya bangunan, melalui foto-foto tersebut dapat dilihat juga bahwa Italia memang mempertahankan suasana “jadul” penataan kota dan alam agar ikon sebagai kota peradaban Romawi Kuno melekat pada mereka.

Bangunan-bangunan bersejarah tersebut tidak berdiri gagah begitu saja. Ada unsur seni di dalamnya, baik dengan dinding yang digambar relief, lukisan-lukisan besar di atap-atap kaca, pemilihan warna dan pernak-pernik interior yang me­wah, sampai kepada struktur atap yang hampir selalu menye­rupai kubah. Terlihat juga bah­wa hampir semua bangunan bersejarah tersebut terbuat dari bebatuan. Hingga tak heran ada bagian dari beberapa bangunan dalam foto-foto tersebut keropos dan bahkan hilang.

Estetis

Uniknya, walaupun terlihat sudah tidak utuh lagi, ba­ngunan tua yang seolah-olah ingin runtuh tersebut tetap terlihat menarik berkat hadirnya tempat-tempat relaksasi dan juga belanja. Inilah estetika kebudayaan nenek moyang di masa silam.

Di dalam foto berjudul “City of Ferona” dan “Genoa: Le Strade Nuove and the System of Palazzi dei Rolli”, diperlihatkan bagaimana kedua bangunan yang sangat berbeda nuansanya, berdiri akur berdampingan. Yang kuno di­biarkan tetap menunjukkan kedewasaannya dan yang mo­dern sengaja didirikan agar yang kuno tadi tetap menarik untuk dikunjungi. Inilah yang membuat bangunan warisan tadi tidak memberi kesan menyeramkan dan membosankan untuk dikunjungi.

Satu hal yang menarik un­tuk dilihat di foto-foto ini ada­lah soal kebersihan. Hampir di semua sudut tempat warisan bersejarah Italia itu terlihat bersih dan terawat. Tidak terlihat sampah bertaburan atau­pun jamur khas bangunan tua yang lembab serta tata ruang kota yang apik menambah de­retan bukti kepedulian pemerintah dan masyarakat Italia akan warisan budaya mereka.

Indonesia harus belajar banyak. Jika peduli, Indonesia mungkin akan melewati pencapaian Italia untuk 44 situs ber­sejarahnya. Semoga saja. (cr-12)

Sumber: Sinar Harapan, Sabtu, 31 Juli 2010

No comments: