Gianyar, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono optimistis bangsa Indonesia tidak akan pernah kehabisan seniman dan budayawan. Karena itu, Presiden berharap pendidikan setingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu pengetahuan, tetapi juga tempat membangun karakter bangsa.
”Jangan khawatir kekurangan seniman. Karena itu, anak-anak di sekolah TK (taman kanak-kanak), SD (sekolah dasar), dan SMP (sekolah menengah pertama) tidak hanya diisi dengan pengetahuan saja, tetapi juga meningkatkan karakter menjadi manusia unggul,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pidato Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional V di Istana Tampak Siring, Gianyar, Bali, Senin (26/7).
Di sela-sela perlombaan, Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono berkeliling melihat anak-anak berkarya. Sebanyak 231 anak SD dan SMP dari 33 provinsi berlomba di empat kategori, yakni cipta lukis, cipta lagu, cipta puisi, dan cipta batik. Tema lomba adalah Dengan Seni dan Budaya Membangun Karakter Bangsa.
Suasana pengumuman pemenang menjadi kacau setelah Ketua Dewan Juri Putu Wijaya salah membacakan salah satu nama pemenang dari lomba cipta lagu tingkat SMP. Kesalahan ini menyebabkan Agustina Eka Wulandari dari SMP 1 Wonosari, Yogyakarta, menangis dan kecewa. Ibu Ani Yudhoyono memeluk Eka dan menenangkannya.
Presiden menjanjikan semua anak akan mendapat penghargaan setara pemenang. ”Semua karya adalah luar biasa,” kata Presiden. Ketua Dewan Juri Putu Wijaya mengaku bersalah dan meminta maaf. (AYS)
Sumber: Kompas, Selasa, 27 Juli 2010
No comments:
Post a Comment