Thursday, March 08, 2007

Untuk Maju, Bangsa Indonesia Perlu Strategi Budaya

[JAKARTA] Strategi kebudayaan sangat diperlukan bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju. Strategi kebudayaan itu akan mendorong bangsa untuk memahami konsepsi tentang alam semesta. Untuk mencapainya, setiap individu harus memiliki kepribadian.

Demikian dikatakan seniman Guruh Soekarno Putra dalam Dialog Kebudayaan yang diadakan Fraksi PDI Perjuangan DPR, di Jakarta, baru-baru ini. Dialog ini juga menampilkan pembicara budayawan Dr Mudji Sutrisno, sejarawan Prof Dr Anhar Gongong, budayawan Prof Sardono W Kusumo dan sutradara film Riri Riza serta produser Mira Lesmana.

Menurut Guruh, kepribadian sebagai strategi kebudayaan adalah langkah untuk bersikap jujur. Dengan kepribadian itu setiap individu akan dapat memahami kemampuan diri sen-diri dan mampu memahami tujuan hidupnya.

Dikatakan, strategi kebudayaan juga akan mengarahkan setiap individu dalam memahami ketuhanan. Kelak strategi itu pula yang membuka pemahaman konsepsi tentang alam semesta, manusia, dan relasi keduanya. Dengan modal pemahaman itu manusia dapat konsisten membangun etos sehingga bangsa ini dapat berdikari di bidang ekonomi dan politik.

Guruh menambahkan, ketika membicarakan budaya, konsekuensinya, orang akan membicarakan mitos dan etos yang merupakan variabel budaya. Di dalam mitos, orang akan membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan spiritual, transenden, dan hal rohaniah. Sesuatu yang bersifat rohaniah akan menjadi motif, kehendak dan pendorong manusia mengembangkan etos.

"Dengan mitos yang mendorong dan menuntun etos itulah kebudayaan berkembang ke dalam bentuk peradaban manusia," ujarnya.

Guruh berpendapat sesungguhnya kebudayaan yang menjelma dalam peradaban manusia itu adalah hakikat semua manusia di bumi. Peradaban manusia yang damai dan penuh toleransi itulah yang sejatinya cita-cita proklamasi Negara Republik Indonesia. Cita-cita itu tentu saja berkaitan erat dengan unsur-unsur seperti : politik, hukum, demokrasi, dan ekonomi.

"Jelas kebudayaan mencakup semua itu. Kebudayaan juga menyangkut cara hidup bersama antarmanusia, alam semesta, kehidupan berbangsa dan bernegara. Intinya keadaban hidup manusia," ujarnya.

Sementara itu, budayawan Romo Mudji Sutrisno menyebut kebudayaan sebagai kekayaan esensial yang dimiliki individu, kelompok sosial, dan bangsa. Peranan kebudayaan sangat besar dalam memberi nilai-nilai. Kebudayaan merupakan jantung hidup masyarakat yang menjadi pembentuk, pengembang, pematang serta pemelihara manusia-manusia di dalamnya.

Romo Mudji menambahkan kebudayaan merupakan struktur dasar manusia yang mampu menyatukan warga-warganya. Kebudayaan itu pula yang memberi ciri khas kumpulan anggota-anggotanya sebagai satu keunikan atau pembeda.

Dikatakan, bangsa Indonesia harus kembali kepada strategi kebudayaan yang menempatkan manusia pada kursi pertama yaitu nilai hakiki manusia. [U-5]

Sumber: Suara Pembaruan, Kamis, 8 Maret 2007

No comments: