PONTIANAK (Borneonews): Bursa calon Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) periode 2007-2010 mulai bermunculan padas hari ke-tiga pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) III di Pontianak, Senin (19/3).
Terdapat tiga nama yang menguat dan dicalonkan beberapa komunitas adat dari seluruh Nusantara. Ketiga nama itu yakni Abdon Nababan (Sekretaris Pelaksana AMAN tahun 1999-2003), YLF Franky (Koordinator Program Sekretariat Nasional AMAN 2004- 2007) dan Kusnadi W (pendamping gerakan masyarakat adat di Kaltim, Kalsel dan Kalteng).
Sebelumnya, dalam struktur organisasi AMAN, tidak tercantum jabatan sekretaris jenderal karena antara AMAN dengan Aliansi Masyarakat Adat (AMA) yang ada di tingkat provinsi, tidak terdapat garis organisasi secara langsung.
Supaya kedudukan masyarakat adat dalam menyelesaikan berbagai masalah semakin kuat, di dalam kongres diusulkan agar terdapat hubungan yang jelas antara AMAN dan AMA. Peran sekretaris jenderal dianggap strategis dalam menyatukan berbagai karakteristik yang dimiliki masing-masing komunitas adat.
YLF Franky ketika ditemui mengatakan, masyarakat adat dengan jumlah yang diperkirakan antara 50 juta hingga 70 juta jiwa perlu semakin dilibatkan dalam berbagai kebijakan.
Menurut dia, selama ini pemerintah mengabaikan masyarakat adat sehingga kerap terjadi benturan yang belum menghasilkan titik temu. Sedangkan secara internal, masyarakat adat harus melakukan konsolidasi di tingkat akar rumput.
Sementara Abdon Nababan ketika ditemui mengaku telah didukung beberapa komunitas adat dari sejumlah daerah diantaranya Sumatera Utara. Menurut Abdon, masyarakat adat sebenarnya mampu menciptakan keseimbangan alam dengan menerapkan kearifan lokal di komunitasnya masing-masing.
"Dengan alasan menjaga keamanan negara, kekayaan yang dimiliki setiap komunitas adat baik berupa budaya, adat istiadatnya, perbedaan etnis, dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu ditonjolkan," ujarnya.
Ia menambahkan, peran masyarakat adat yang semakin strategis di masa mendatang menjadi potensi yang amat penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang sesungguhnya.
KMAN III berlangsung mulai 17 - 21 Maret itu diikuti sedikitnya 850 utusan dari berbagai komunintas masyarakat adat, mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua.
Sejumlah peninjau asing seperti Inggris dan Bangladesh juga mengikuti KMAN III yang merupakan lanjutan dari kongres pertama di Yogyakarta (1999) dan Lombok (2003).
Sumber: Borneonews, Selasa, 20 Maret 2007
No comments:
Post a Comment