Thursday, March 29, 2007

Pembangunan Budaya Harus Direvitalisasi

[JAKARTA] Pembangunan budaya sudah saatnya direvitalisasi, antara lain dengan pembangunan karakter. Dengan demikian, bangsa ini menjadi bangsa yang tangguh, kuat dan rasional serta tidak cengeng.

Pernyataan tersebut dikemukakan Presiden Yudhoyono ketika meresmikan pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, di Istana Negara, Selasa (27/3). "Saya ingin bangsa kita menjadi bangsa yang tangguh, bukan bangsa yang cengeng, bangsa yang mudah mengeluh, bangsa yang mudah menyalahkan, bangsa yang tidak rasional. Saya ingin yang kuat, karakter yang tangguh. Bangsa yang optimis dan percaya diri," kata Presiden yang didampingi beberapa menteri dan Ibu Negara, Ani Yudhoyono.

Jika bangsa lain bisa maju, Presiden Yudhoyono juga yakin, bangsa Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama. "Kalau Malaysia dan negara Asean lain bisa maju, kita bisa maju. India, China bisa maju meski persoalan banyak, kita juga sama," kata Presiden.

Begitu juga dalam membangun pariwisata, menurut Presiden tidak cukup dikaitkan dengan kepentingan ekonomi, meski diakuinya, kontribusi sektor pariwisata bagi kebangkitan ekonomi juga diharapkan. "Tetapi yang pertama, pengembangan pariwisata ditujukan untuk citra, kebanggaan dan kebesaran kita sebagai bangsa, sebagai manifes kita terhadap pemberian Tuhan," katanya.

Di negara lain, pengelolaan pariwisata dilakukan dengan serius, dan dikaitkan dengan budaya bangsa. Saatnya melakukan revitalisasi sektor ini dengan memperbaiki sektor lain, karena sektor pariwisata bergantung pada sektor lain.

Diharapkan pada 20 atau 30 tahun lain, pariwisata harus mampu menjadi kontributor yang penting dan bahkan menjadi sumber ekonomi nasional. Sebagai contoh, Amerika Serikat memperoleh pendapatannya dari sektor pariwisata sebesar US$ 200 miliar per tahun. Begitu juga negara-negara lain seperti Tiongkok dan sebagian negara-negara di Eropa.

Untuk itu, memang perlu dukungan dari sektor lain, di antaranya sektor transportasi harus menjadi baik , peningkatan keamanan, keselamatan, kebersihan, kemudahan visa, infrastruktur dan sektor lain. Industri kecil dan menengah di bidang kerajinan juga harus dioptimalkan dan yang sangat penting adalah budaya ramah dan santun bangsa ini, yang disebutnya menurun akhir-akhir ini.

Pada pokoknya, menurut pandangan Presiden, banyak hal yang harus dibenahi agar sektor pariwisata benar-benar dapat menjadi andalan ekonomi negeri ini. Selain hal yang lebih fundamental, yakni budaya bangsa ini yang menjadi landasan bagi pembangunan semua sektor.[Y-3]

Sumber: Suara Pembaruan, Kamis, 29 Maret 2007

No comments: