-- Indra Akuntono & Latief
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Muhajir, mengatakan perlu dilakukannya penyegaran keterampilan berbahasa Indonesia pada semua guru bahasa dan nonbahasa. Penyegaran keterampilan tersebut akan membawa dampak positif dalam mewujudkan proses pembelajaran yang komunikatif dan efektif.
Perlu dilakukan penyegaran keterampilan, agar penyampaian materi lebih efektif, dan siswa mudah mengerti, menjadi giat dan pintar.
-- Muhajir
"Perlu dilakukan penyegaran keterampilan, agar penyampaian materi lebih efektif, dan siswa mudah mengerti, menjadi giat dan pintar," kata Muhajir kepada Kompas.com, Jumat (25/5/2012), di Jakarta.
Menurut dia, penyegaran keterampilan bebahasa Indonesia menjadi penting dilakukan karena berdasarkan UUD 1945, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), dan UU Bahasa, Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran. Di luar itu, keterampilan berbahasa Indonesia bagi para guru juga akan memudahkan siswa memahami subtansi tentang apa yang diajarkan.
"Jangan sampai guru memberikan materi dengan cara seperti dia diajarkan di sekolah dulu. Itu keliru," ungkapnya.
Untuk itu, kata Muhajir, perlu dikaji secara mendalam penyegaran keterampilan berbahasa para pendidik. Hal itu bertujuan memunculkan suasana pembelajaran yang komunikatif dan efektif, serta siap direfleksikan dalam Ujian Nasional (UN).
"Ini tantangan, maka perlu dikaji keterampilan dan kebanggaan dengan Bahasa Indonesia. Setelah itu, refleksinya dapat dilihat melalui hasil UN," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan Muhajir tersebut dilontarkan menyusul rendahnya hasil kelulusan UN jenjang SMA pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari sekitar 7.000 siswa SMA tidak lulus UN, mayoritas disebabkan karena rendahnya nilai Bahasa Indonesia dan Matematika (Banyak Siswa Tidak Lulus Bahasa Indonesia).
Sumber: Edukasi, Kompas.com, Jumat, 25 Mei 2012
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Muhajir, mengatakan perlu dilakukannya penyegaran keterampilan berbahasa Indonesia pada semua guru bahasa dan nonbahasa. Penyegaran keterampilan tersebut akan membawa dampak positif dalam mewujudkan proses pembelajaran yang komunikatif dan efektif.
Perlu dilakukan penyegaran keterampilan, agar penyampaian materi lebih efektif, dan siswa mudah mengerti, menjadi giat dan pintar.
-- Muhajir
"Perlu dilakukan penyegaran keterampilan, agar penyampaian materi lebih efektif, dan siswa mudah mengerti, menjadi giat dan pintar," kata Muhajir kepada Kompas.com, Jumat (25/5/2012), di Jakarta.
Menurut dia, penyegaran keterampilan bebahasa Indonesia menjadi penting dilakukan karena berdasarkan UUD 1945, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), dan UU Bahasa, Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran. Di luar itu, keterampilan berbahasa Indonesia bagi para guru juga akan memudahkan siswa memahami subtansi tentang apa yang diajarkan.
"Jangan sampai guru memberikan materi dengan cara seperti dia diajarkan di sekolah dulu. Itu keliru," ungkapnya.
Untuk itu, kata Muhajir, perlu dikaji secara mendalam penyegaran keterampilan berbahasa para pendidik. Hal itu bertujuan memunculkan suasana pembelajaran yang komunikatif dan efektif, serta siap direfleksikan dalam Ujian Nasional (UN).
"Ini tantangan, maka perlu dikaji keterampilan dan kebanggaan dengan Bahasa Indonesia. Setelah itu, refleksinya dapat dilihat melalui hasil UN," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pernyataan Muhajir tersebut dilontarkan menyusul rendahnya hasil kelulusan UN jenjang SMA pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari sekitar 7.000 siswa SMA tidak lulus UN, mayoritas disebabkan karena rendahnya nilai Bahasa Indonesia dan Matematika (Banyak Siswa Tidak Lulus Bahasa Indonesia).
Sumber: Edukasi, Kompas.com, Jumat, 25 Mei 2012
No comments:
Post a Comment