Oleh M. Nasrurrohman
Judul Buku: The Regala 204B
Penulis: Nera Andiyanti dkk.
Penerbit: Gapuraja Media Kudus
Cetakan I: Agustus 2006
Tebal: 116 hlm.
DIA menarik tanganku dengan paksa menuju
ke ranjang. Tapi ku coba untuk menepisnya sekuat tenaga. Tiba-tiba laki-laki
itu berbalik dan menyambar pistol yang tergeletak di atas meja. Lengkahnya
kembali mendekat padaku. Sementara moncong pistol itu tepat mengarah di keningku.
Setapak demi setapak langkah itu kian mendekat. Tak terbayangkan di mana letak
jantungku. Yang kurasakan detaknya tengah berpacu dengan cepatnya. Terlalu
cepat untuk aku hitung perdetiknya. Persendianku terasa lolos. Batinku
menjerit. Menyebut Asma Allah.(hal. 31)
Sepenggal cerita di atas memberi sedikit
sentuhan pada pembaca. Di sini, Nera telah menggambarkan seluruh cerita yang
ada dalam buku ini. Bagaimana kehidupan orang-orang marjinal. Sastra
“Persembahan untuk kaum marjinal,” melihat titel tersebut, memang layak untuk
dipersembahkan, ini tak lepas dengan isi buku ini yang bercerita tentang kaum
marjinal. Kaum ini sering dipandang sebagai sekelompok orang yang selalu
menerima belas kasihan orang lain atau mereka yang tinggal dipinggiran kota. Tapi
di sini, dalam kumpulan cerpen (kumcer) The Regala 204 B, editor
menuliskan kaum marginal bukan sekelompok orang yang selalu menerima belas
kasihan orang lain. Sesuai dengan cerpen yang di tulis, justru orang marjinal
di sini, mereka yang gigih berjuang dalam genggaman “penguasa”.
Buku ini pun tidak sekedar bercerita
tentang anak jalanan atupun (maaf) pengemis. Tapi lebih dari itu, seperti dalam
cerpen Nera Andiyanti, Nela sebagai tokoh utama dalam cerpen The Regala 204 B
bukan gadis dari kaum marginal, hanya saja ia teraniaya. Dan masih banyak
cerita dalam buku kumcer ini. Dari sebelas cerita yang di muat, kebanyakan
bercerita tantang kehidupan yang mengharukan.
“Saat ini aku terbangun dari tidur
yang bersisian dengan emak. Suara-suara aneh mengusik telingaku. Kulihat emak
bersama Kimong. Di atas alas kardus. Aku pun pura-pura tidur pulas kendati emak
bekali-kali menoleh ke arahku di tengah-tengah desah anehnya dan gerak liar
Kimong.”(hal. 45). Coba cermati penggalan cerita ini, ia lebih
menggambarkan pada kehidupan jalanan yang penuh dengan kecamuk kekejaman dunia,
pergaulan bebas dan dekadensi moral.
Melihat dua contoh cerpen di atas, ada
dua tema besar yang di usung, pertama, Marjinal Karena kekejaman kaum
kapitalis, kedua, Marjinal karena keadaan dunia yang telah menjadikan manusia
harus mengadongkan tangan pada juragan.
* * *
Ada sisi menarik dari kumcer ini, sudut
pandang penulis mempunyai banyak kesamaan, terutama dalam tema yang diangkat.
Antara fiktif dan realis memang sulit dibedakan, jika sudah masuk dalam sebuah
tulisan sastra. Terlepas dari fiktif dan non fiktif, kumcer ini telah
mengatakan kepada dunia, bahwa inilah kehidupan saat ini yang terjadi.
Setelah membaca semuanya, ada sedikit
keganjalan. Apakah cerita “Di Sebuah Persimpangan”-nya Udo Z Karzi dalam buku
ini termasuk cerita tentang orang-orang marjinal? Atau memaksa untuk
memarjinalkan? Jika itu yang terjadi, berarti ini cerpen yang termarjinalkan.
Selain itu, kenapa harus The Regala yang menjadi titel dari buku ini, padahal “Catatan
Harian Gembel Cilik dan Kurir”, bagi saya lebih menarik dan ceritanya lebih
dekat dengan orang-orang marjinal. Selain bercerita kemarjinalan, buku ini
adalah bagian dari marjinalisasi editor, meski ini menjadi otoritas editor
dalam menerbitkannya dan memilih titel yang menarik.
Di sisi lain, buku ini patut mendapat
sambutan positif, karena ini akan menjadi catatan penting bagi kaum muda
penerus, sebagai penulis sastra marjinal – yang tak termarjinalkan. Dan satu
catatan lagi, buku ini akan lebih baik lagi jika terbitan kedua hadir dengan tampilan
yang lebih menghebohkan dengan cerita yang benar-benar tentang kaum marginal.
Karena kaum marginal mempunyai banyak sisi menarik untuk menjadi catatan
sastra. Semoga tidak sampai di sini. []
---------------
M. Nasrurrohman, anggota Kelompok
Belajar Sastra E-Ja Kudus.
Sumber: Sastra-Indonesia.com, 4 Mei
2012
No comments:
Post a Comment