ORANG besar tidak tumbuh sendiri. Ia hidup dalam pergaulan dengan orang-orang berpengaruh pada zamannya. Sastrawan peraih Nobel Sastra 1990 asal Meksiko, Octavio Paz, adalah salah satu orang besar yang berkembang dalam pergaulan dunia.
Paz yang meninggal 19 April 1998 juga dikenal sebagai esais. Ia termasuk penulis produktif. Karyanya sudah banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Puisinya antara lain diterjemahkan oleh sastrawan Samuel Beckett, Charles Tomlinson, Elizabeth Bishop, dan Mark Strand.
Paz lahir 31 Maret 1914 dengan nama lengkap Octavio Paz Lozano. Ayahnya bernama Octavio Paz Solorzano, ibunya Josefina Lozano. Paz tumbuh di Mixcoac, bagian dari Meksiko City. Di Mixcoac, Paz bersama kakeknya, Ireneo Paz; yang tercatat sebagai intelektual berpengaruh di Meksiko pada zamannya, juga novelis. Ireneo-lah yang merangsang Paz memasuki wilayah intelektual.
Paz membaca karya-karya klasik sastrawan Meksiko dan Eropa yang berpengaruh seperti sajak-sajak Gerardo Diego, Juan Ramon Jimenez, dan Antonio Machado. Yang terakhir, Machado, adalah penulis Spanyol yang mempengaruhi karya-karya Paz pada masa awal.
Paz pertama kali mempublikasi sajak Caballera pada usia 17 tahun. Dua tahun kemudian, ia menerbitkan kumpulan sajak Luna Silvestre (Rembulan Liar).
Karya-karya Paz juga dipengaruhi marxisme, surealisme, dan eksistensialisme. Nuansa Buddhisme dan Hinduisme juga terasa dalam karya-karya Paz. Sajak Piedra de Sol®MDBU¯ (Sunstone/Matahari Batu) yang ditulis tahun 1957 tercatat sebagai sajak surealis. Paz juga menyentuh masalah seksualitas, cinta, dan kehidupan manusia dalam sepi.
Sebagai esais, Paz menulis berbagai pokok masalah, seperti perpolitikan Meksiko, ekonomi, seni budaya, antropologi, dan seksualitas. Seperti sajak-sajaknya, esai Paz juga banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Mari baca penggalan sajak Motion (Gerak):
Jika engkau kuda betina bergairah/Aku kelok-jalanan penuh darah//
Jika engkau salju pertama yang mekar/Aku orang yang menyalakan jantung fajar//
Jika engkau menara malam hari/Aku di ingatanmu pasak berapi//
Jika engkau genangan pagi yang pasang/Aku perih tangis pertama burung di sarang//
Jika engkau keranjang buah jeruk matang/Aku kemilau mata pisau matahari terang//
Jika engkau meja batu persembahan/Aku sepasang ulur-tangan berdosa//
Jika engkau daratan yang tertidur/Aku batang-batang hijau subur//
Jika engkau lompatan kaki-kaki angin/Aku jilatan nyala api yang dingin//
WIKIPEDIA/DARI BERBAGAI SUMBER/P-1
Sumber: Lampung Post, Minggu, 28 September 2008
No comments:
Post a Comment