-- Fidel Ali Permana
Taufiq Kiemas merupakan tokoh lintas generasi dan lintas suku, agama, ras, dan golongan. Kepergiannya meninggalkan duka bagi bangsa ini.
KETUA Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas, 70, meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Singapura, kemarin pukul 19.05 waktu Singapura atau pukul 18.05 WIB, setelah dirawat sejak Selasa (4/6).
Menurut Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo, Taufiq dilarikan ke The Singapore General Hospital (SGH) dengan diantar istrinya, Megawati Soekarnoputri. Ketua Deperpu PDIP itu mengalami kelelahan pascakunjungan ke Ende, Flores, NTT, pada 1 Juni untuk memperingati Hari Lahir Pancasila bersama Wapres Boediono.
Pemangku gelar Datuk Basa Batuah yang lahir di Jakarta, 31 Desember 1942, itu meninggalkan seorang istri, Dyah Permata Megawati Setyawati atau Megawati Soekarnoputri, dan tiga anak, yakni Mohammad Rizki Pratama, Mohamad Prananda Prabowo, dan Puan Maharani Nakshatra Kusyala.
Kabar meninggalnya politikus senior PDIP itu sempat simpang siur. Sekitar pukul 14.00 WIB, kemarin, beredar kabar bahwa Taufiq secara medis telah meninggal. Namun, kabar tersebut langsung diklarifikasi oleh Tjahjo Kumolo. "Tim medis secara khusus terus melakukan perawatan dan alhamdulillah, kondisi semakin membaik," ujar Tjahjo.
Kepergian tokoh yang dikenal dekat dengan semua golongan masyarakat itu tidak hanya menjadi kehilangan bagi keluarganya, tetapi menjadi duka bangsa Indonesia. Sejumlah tokoh, pejabat, dan mantan pejabat membanjiri rumah duka di Jalan Teuku Umar Nomor 27, Menteng, Jakarta Pusat.
"Almarhum merupakan politikus kawakan, bahkan legendaris, yang berangkat dari dunia aktivis yang penuh idealisme. Di dalam dirinya tertanam rasa nasionalisme yang mendalam, dan itulah yang terefleksikan ke dalam pilihan dan sikap perjuangannya," kenang Ketua DPR Marzuki Alie atas berpulangnya putra pasangan Tjik Agus Kiemas dan Hamzathoen Roesyda itu.
Kehilangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merasa sangat kehilangan sahabat dekatnya itu. Keduanya sudah bersahabat selama 35 tahun. "Hampir selama tiga setengah dasawarsa persahabatan kami yang sangat hangat diisi dengan perbincangan, tukar pikiran, juga membahas soal-soal kebangsaan, terutama bagaimana memperkukuh Pancasila dan UUD 1945," kata Surya Paloh, tadi malam.
Kendati dalam kurun 35 tahun tersebut berada di partai yang berbeda, ucap Surya, tidak ada perbedaan dan selisih paham di antara mereka soal paham kebangsaan.
"Bahkan, saat saya menjadi Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, yang saat itu partai pemerintah, dan almarhum Ketua Deperpu PDIP yang notabene oposisi, kami terus berupaya menggagas terciptanya aliansi kebangsaan yang dimulai dari Golkar dan PDIP," ungkap Surya.
Gagasan itu dimunculkan saat di Medan dan dilanjutkan di Palembang, Sumatra Selatan. "Kami hampir selalu merasa kehabisan waktu kalau sudah bicara kebangsaan. Waktu terasa berjalan lebih cepat."
Saat Surya memimpin Partai NasDem, persahabatan mereka pun tetap terjalin. Bahkan, sedianya Taufiq diundang untuk memberikan pembekalan kepada para bakal calon anggota legislatif Partai NasDem pada 2-6 Juni lalu di Ancol. "Namun, beliau tidak bisa hadir karena sakit." Presiden Yudhoyono menggelar konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, tadi malam, guna menyampaikan duka mendalam atas nama bangsa dan negara. "Kita kehilangan seorang tokoh bangsa," ujar Presiden.
Menurut rencana, hari ini pukul 09.00 waktu Singapura, jenazah almarhum akan dibawa dari Singapura ke Jakarta melalui Bandara Halim Perdanakusuma. Diperkirakan jenazah tiba di Halim pukul 09.30 WIB dan disambut dengan upacara militer.
Selanjutnya, sekitar pukul 10.30 WIB jenazah akan dibawa untuk dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. "Jenazah almarhum akan dimakamkan sesuai amanatnya semasa hidup, yaitu di samping makam ayah dan ibunya," jelas politikus PDIP TB Hasanuddin. (Kid/fid/Mad/RA/P-3)
Muhamad Taufiq Kiemas
Lahir : Jakarta, 31 Desember 1942 Istri : Megawati Soekarnoputri Anak : M Rizki Pratama, M Prananda Prabowo, Puan Maharani Pendidikan • Sarjana muda, Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang (1966) Organisasi • Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) • Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Karier • Anggota DPR periode 1987-1992, 1999-2004, dan 2004–2009 • Ketua MPR 2009-2014 Penghargaan • Bintang Republik Indonesia Adipradana dari pemerintah RI (2011) • Mendapat gelar Datuk Basa Batuah dari masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat (2012) • Doktor kehormatan dari Universitas Trisakti (2013) Sumber: mpr.go.id
Sumber: Media Indonesia, Minggu, 9 Juni 2013
Taufiq Kiemas merupakan tokoh lintas generasi dan lintas suku, agama, ras, dan golongan. Kepergiannya meninggalkan duka bagi bangsa ini.
Taufiq Kiemas |
Menurut Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo, Taufiq dilarikan ke The Singapore General Hospital (SGH) dengan diantar istrinya, Megawati Soekarnoputri. Ketua Deperpu PDIP itu mengalami kelelahan pascakunjungan ke Ende, Flores, NTT, pada 1 Juni untuk memperingati Hari Lahir Pancasila bersama Wapres Boediono.
Pemangku gelar Datuk Basa Batuah yang lahir di Jakarta, 31 Desember 1942, itu meninggalkan seorang istri, Dyah Permata Megawati Setyawati atau Megawati Soekarnoputri, dan tiga anak, yakni Mohammad Rizki Pratama, Mohamad Prananda Prabowo, dan Puan Maharani Nakshatra Kusyala.
Kabar meninggalnya politikus senior PDIP itu sempat simpang siur. Sekitar pukul 14.00 WIB, kemarin, beredar kabar bahwa Taufiq secara medis telah meninggal. Namun, kabar tersebut langsung diklarifikasi oleh Tjahjo Kumolo. "Tim medis secara khusus terus melakukan perawatan dan alhamdulillah, kondisi semakin membaik," ujar Tjahjo.
Kepergian tokoh yang dikenal dekat dengan semua golongan masyarakat itu tidak hanya menjadi kehilangan bagi keluarganya, tetapi menjadi duka bangsa Indonesia. Sejumlah tokoh, pejabat, dan mantan pejabat membanjiri rumah duka di Jalan Teuku Umar Nomor 27, Menteng, Jakarta Pusat.
"Almarhum merupakan politikus kawakan, bahkan legendaris, yang berangkat dari dunia aktivis yang penuh idealisme. Di dalam dirinya tertanam rasa nasionalisme yang mendalam, dan itulah yang terefleksikan ke dalam pilihan dan sikap perjuangannya," kenang Ketua DPR Marzuki Alie atas berpulangnya putra pasangan Tjik Agus Kiemas dan Hamzathoen Roesyda itu.
Kehilangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merasa sangat kehilangan sahabat dekatnya itu. Keduanya sudah bersahabat selama 35 tahun. "Hampir selama tiga setengah dasawarsa persahabatan kami yang sangat hangat diisi dengan perbincangan, tukar pikiran, juga membahas soal-soal kebangsaan, terutama bagaimana memperkukuh Pancasila dan UUD 1945," kata Surya Paloh, tadi malam.
Kendati dalam kurun 35 tahun tersebut berada di partai yang berbeda, ucap Surya, tidak ada perbedaan dan selisih paham di antara mereka soal paham kebangsaan.
"Bahkan, saat saya menjadi Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar, yang saat itu partai pemerintah, dan almarhum Ketua Deperpu PDIP yang notabene oposisi, kami terus berupaya menggagas terciptanya aliansi kebangsaan yang dimulai dari Golkar dan PDIP," ungkap Surya.
Gagasan itu dimunculkan saat di Medan dan dilanjutkan di Palembang, Sumatra Selatan. "Kami hampir selalu merasa kehabisan waktu kalau sudah bicara kebangsaan. Waktu terasa berjalan lebih cepat."
Saat Surya memimpin Partai NasDem, persahabatan mereka pun tetap terjalin. Bahkan, sedianya Taufiq diundang untuk memberikan pembekalan kepada para bakal calon anggota legislatif Partai NasDem pada 2-6 Juni lalu di Ancol. "Namun, beliau tidak bisa hadir karena sakit." Presiden Yudhoyono menggelar konferensi pers di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, tadi malam, guna menyampaikan duka mendalam atas nama bangsa dan negara. "Kita kehilangan seorang tokoh bangsa," ujar Presiden.
Menurut rencana, hari ini pukul 09.00 waktu Singapura, jenazah almarhum akan dibawa dari Singapura ke Jakarta melalui Bandara Halim Perdanakusuma. Diperkirakan jenazah tiba di Halim pukul 09.30 WIB dan disambut dengan upacara militer.
Selanjutnya, sekitar pukul 10.30 WIB jenazah akan dibawa untuk dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. "Jenazah almarhum akan dimakamkan sesuai amanatnya semasa hidup, yaitu di samping makam ayah dan ibunya," jelas politikus PDIP TB Hasanuddin. (Kid/fid/Mad/RA/P-3)
Muhamad Taufiq Kiemas
Lahir : Jakarta, 31 Desember 1942 Istri : Megawati Soekarnoputri Anak : M Rizki Pratama, M Prananda Prabowo, Puan Maharani Pendidikan • Sarjana muda, Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Palembang (1966) Organisasi • Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) • Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Karier • Anggota DPR periode 1987-1992, 1999-2004, dan 2004–2009 • Ketua MPR 2009-2014 Penghargaan • Bintang Republik Indonesia Adipradana dari pemerintah RI (2011) • Mendapat gelar Datuk Basa Batuah dari masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat (2012) • Doktor kehormatan dari Universitas Trisakti (2013) Sumber: mpr.go.id
Sumber: Media Indonesia, Minggu, 9 Juni 2013
No comments:
Post a Comment