Judul Buku: Been There Done That Got The T Shirt Penulis: Risyiana Muthia & Emeralda NA Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Cetakan: Kedua, April 2012 Tebal: 124 halaman |
Habiskan uangmu dan yang terjadi hanyalah kamu akan kehilangan uang. Tapi sia-siakan waktumu dan yang terjadi adalah kamu kehilangan bagian dari hidupmu (Michael Le Boeuf).
Orang-orang selalu mencari cara bagaimana membunuh waktu padahal sebenarnya waktulah yang dia-diam membunuh mereka (Dion Boucicault).
Tiga petuah ini diambil dari salah satu halaman Been There Done That Got The T-Shirt (B.T.D.T.G.T.T.S). “Buku motivasi‘ ini memang agak unik dibandingkan dengan buku sejenis, meski tujuannya sama yaitu memotivasi para pembacanya untuk bisa menikmati hidup bahagia.
Sebenarnya apa sih hidup bahagia itu? Mungkin ada motivator yang menganggap kebahagiaan itu diasosiasikan dengan uang dan pencapaian. Ah, tidak salah juga. Banyak pendapat soal bahagia dan kebahagiaan. Sang penulis buku gila ini, Risyana Muthia dan ilustrator edannya, Emeralda Noor Achni punya pandangan berbeda. Tidak ada dosanya untuk berbeda bukan?
Been There tidak serta merta diartikan pernah mampir ke suatu tempat. Done That tidak hanya berarti pernah melakukan sesuatu. Banyak hal (tentunya yang positif) yang bisa dilakukan seseorang seumur hidupnya.
Di awal buku, Risyana mengungkapkan berapa lama sih manusia hidup dan “hidup‘. Tentunya dua hal ini berkaitan dengan rutinitas keseharian yang mungkin membosankan bagi sebagian orang, tetapi bisa dinikmati oleh segelintir orang. “Hidup‘ ini tentunya bisa menikmati hidup kita sebaik-baiknya, sesenangnya, seindahnya.
Risyana mengungkapkan adanya “pola umum‘ yaitu lahir-sekolah-lulus-kerja-menikah-punya anak-mati. Dia menganggap hal ini sebagai dj vu, ketika semuanya ada aturannya. Sebenarnya ini sih bisa dikritik lagi, apa salahnya dengan aturan ini apalagi setelah membaca buku B.T.D.T.G.T.T.S ini hingga tuntas.
Urutan tadi memang umum, tetapi tetap saja bisa menikmati hidup sehidup-hidupnya. Apakah seseorang itu ketika sekolah, kerja, menikah, dan punya anak tidak bisa berbeda dari lainnya dan hidup bahagia?
Saat ini sudah ada home schooling, pilihan sekolah yang berbeda. Sekarang ini, seperti kata motivator Rene Suhardono, sudah begitu banyak ragam pekerjaan yang tidak ada di era sebelumnya. Nah, apa pula itu pekerjaan motivator? Mungkin lima tahun lalu tidak dikenal istilah motivator dan sejenisnya.
Lantas pengasuhan anak yang semakin berbeda dari era sebelumnya, jaman pun sudah demikian canggih dan modern serta sudah berkembang. Selain itu, apakah orang yang menikah juga tidak bahagia. Bahkan ada riset yang menyatakan orang yang menikah justru punya kecenderungan hidup sehat.
B.T.D.T.G.T.T.S mengajak kita untuk menjadi kreatif, bisa mengambil risiko, dan mau mencoba hal sepele. Hal yang mungkin tidak berbeda dengan para motivator atau pun buku yang mereka tulis. Buku ini mengulas agar pembaca bisa keluar dari zona nyaman, yang juga diungkapkan banyak motivator. Ya, sebenarnya dalam banyak hal ada kesamaan tetapi caranya berbeda. Tujuan sama tetapi jalan yang ditempuh sedikit berbeda. Ya, banyak jalan menuju Roma.
Tidak ada salahnya mencoba hal yang baru (tentunya yang positif). Pernah mencoba moonwalk dance? Bisa memecahkan telur dengan satu tangan? Sempatkah belajar bahasa isyarat? Ini belum seberapa lantaran dua pengarang buku ini membuat daftar selama sepekan apa saja yang bisa dilakukan.
Mengikat dasi pramuka, memancing, mengupas apel tanpa memutuskan kulitnya, bemain hula hoop, menyanyikan lagu daerah Kenya, mengedipkan sebelah mata bergantian, mengupas bawang tanpa menangis, melakukan tiger sprong (nah loh ini gaya senam ini pernah saya pelajari ketika masih Sekolah Dasar pada era 1980-an silam), menari sajojo, dan lainnya. Dianjurkan untuk melakukan tiga pekerjaan dalam satu hari alias multitasking.
Meski dalam dunia kerja sesungguhnya, multitasking juga dipertanyakan. Menurut sejumlah pakar manajemen, multitasking itu tidak ada. Mana ada orang bisa melakukan tiga empat pekerjaan sekaligus.
Semua hal “tidak lazim‘ ini untuk orang menjadi adrenaline junkie yang mau mencoba hal baru, tidak takut tantangan, keluar dari zona nyaman. Selain itu, Risyiana dan Emeralda juga mengungkapkan pentingnya menjadi oportunis, tidak selamanya negatif loh. Oportunis bisa memanfaatkan peluang, termasuk dengan cara cheapskate yang dipaparkan dalam bukun ini. Sejumlah trik untuk ngirit makan, jalan-jalan, transportasi, mendapatkan baju, mendapatkan informasi, hingga cari pacar yang rumahnya dekat pun diungkapkan.
Usai bisa melakukan tiga hal alias multitasking, Risyiana dan Esmeralda memaparkan peran senyum yang bisa menjadi salah satu senjata meraih sesuatu. Iya sih kalau cemberut, orang juga malas bertemu. Selain itu, ada juga bagian yang mengulas soal mimpi dan impian, termasuk bagian untuk menulis apa yang diinginkan (dream lists).
Usai membaca buku ini, sebenarnya apa yang diungkapkan banyak orang termasuk para motivator agar keluar dari zona aman dan nyaman, ya hanya diulangi saja. Hanya saja cara Risyiana dan Emeralda punya cara yang lebih nyentrik, nyeleneh, dan unik.
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 2 Juni 2013
No comments:
Post a Comment