Jakarta, Kompas - Guru-guru belum memanfaatkan secara optimal buku digital yang tersedia di internet untuk pelajaran di sekolah. Padahal, buku-buku tersebut hak ciptanya sudah dibeli pemerintah dengan tujuan siswa dan guru bisa mendapatkan buku pelajaran murah.
Sejumlah guru dari berbagai tingkatan yang dihubungi Selasa (5/5) mengatakan, terbatasnya buku digital dalam bentuk cetak menjadi salah satu kendala. Para guru masih lebih suka memakai buku teks pelajaran dari penerbit buku yang biasa mereka pakai selama ini karena lebih praktis dan sesuai kebutuhan.
Epon, Kepala SMAN 18 Bandung, mengatakan, pihak sekolah sebenarnya sudah mengunggah atau men-download buku-buku teks pelajaran digital yang disediakan pemerintah dalam bentuk CD atau cakram padat untuk guru-guru. Upaya itu dilakukan supaya guru-guru tidak kesulitan untuk melihat dan menggunakan buku teks pelajaran digital sesuai bidang studi yang diajarkan.
” Para siswa sebenarnya sudah diberi tahu soal buku digital ini. Biasanya ada guru yang menugaskan siswa untuk mempelajari buku digital itu dari internet. Namun, itu baru dilakukan guru-guru tertentu saja,” kata Epon.
Supriyono, guru Bahasa Indonesia SMKN 42 Jakarta, mengaku belum mengecek lagi situs web yang menyediakan buku teks pelajaran secara gratis dari pemerintah tersebut. ”Terakhir saya coba sekitar empat bulan lalu,” ujarnya.
Menurut Supriyono, para siswa masih lebih suka belajar dari buku versi cetak karena memudahkan untuk dipakai kapan dan di mana saja. Karena itu, pemakaian buku teks bahasa Indonesia masih menggunakan buku-buku dari penerbit yang umum di pasaran.
Nunu, guru SMKN 28 Jakarta, mengemukakan, adanya buku-buku teks pelajaran digital sebenarnya bisa membantu untuk guru dan siswa. ”Sayangnya, untuk buku-buku siswa SMK bidang pekerjaan sosial masih sedikit,” ujarnya.
Di daerah terpencil, buku digital masih menjadi barang asing. ”Banyak guru yang tak tahu,” kata Laban Rumbrapuh, Kepala SD YPK Bosnabraidi di Distrik Yawosi, Biak Utara, Kabupaten Biak Numfor, Papua.
”Memakai komputer saja banyak guru yang tidak tahu, apalagi internet,” ujar Laban.
Soal pemanfaatan buku digital itu, dalam beberapa kesempatan, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengimbau supaya pemerintah daerah proaktif untuk bisa menyediakan buku versi cetakan.
Kepala Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Sugijanto menjelaskan, sejauh ini terdapat 407 teks buku pelajaran yang sudah masuk Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) dan dapat diakses gratis oleh masyarakat. (ELN)
Sumber: Kompas, Rabu, 6 Mei 2009
No comments:
Post a Comment