[JAKARTA] Pembelajaran bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi (PT) seharusnya difokuskan pada keterampilan menulis ilmiah, bukan melulu pada aspek linguistik. Sebab, salah satu kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa adalah kemampuan menuangkan pemikiran dalam bentuk tulisan ilmiah, makalah, atau tesis.
"Mata kuliah bahasa Indonesia di PT lebih banyak bertumpu pada aspek lingustik, bukan pada peningkatan keterampilan menulis," kata Kepala Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta Yassir Nasanius, kepada SP, di Jakarta, Kamis (28/5).
Dikemukakan, dulu bahasa Indonesia memang menjadi salah satu mata kuliah wajib di universitas, tetapi beberapa tahun terakhir banyak universitas yang menghapusnya. Dia mengatakan, di negara maju seperti Amerika Serikat, sebenarnya bahasa resmi selalu menjadi mata kuliah wajib universitas.
"Di sana ada mata kuliah wajib yang bernama English 101 yang ditawarkan pada mahasiswa freshman. English 101 pada intinya membekali mahasiswa untuk mampu menuangkan pikiran dan ide mereka dalam bahasa Inggris ilmiah seperti menulis esai, makalah, atau tesis. Jadi, mahasiswa tidak melulu diajarkan tata bahasa," katanya.
Celakanya, kata dia, dulu sewaktu bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah wajib, mahasiswa hanya dijejali aspek linguistik, sehingga mata kuliah ini menjadi membosankan dan tidak membekali mahasiswa dengan keterampilan menulis karangan ilmiah. [W-12]
Sumber: Suara Pembaruan, Sabtu, 30 Mei 2009
No comments:
Post a Comment