JAKARTA, KOMPAS - Masyarakat yang berkunjung ke berbagai museum di Tanah Air setiap tahunnya cuma 2 persen dari jumlah penduduk. Karena itu, dicanangkannya Tahun Kunjungan Museum 2010, perlu dibuat berbagai terobosan. Museum harus tampil beda, muncul dengan new brand.
Demikian benang merah yang mengemuka pada Diskusi Tahun Kunjungan Museum 2010 yang digelar Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Kamis (16/4) di Museum Bank Mandiri, Jakarta. Tampil sebagai panelis Direktur Ullen Sentalu Museum, KRT Thomas Haryonagoro.
KRT Thomas Haryonagoro mengatakan, kesan museum di masyarakat selama ini adalah tidak atraktif, tidak aspiratif, tidak menghibur, dan pengelolaan seadanya. ”Keberadaan museum belum mampu menunjukkan nilai-nilai koleksi yang tersimpan kepada publik. Kondisi sumber daya manusia di museum pun memprihatinkan. Edukator (programmer) kurang profesional, kehumasan (public relation) lemah, kurang aktif. Pemasaran stagnan,” ungkapnya.
Secara terpisah Direktur Museum Ditjen Sejarah dan Purbakala Intan Mardiana mengatakan, berkaitan dengan Tahun Kunjungan Museum 2010, Hari Museum akan dirumuskan. ”Kalau Hari Museum Internasional setiap 18 Mei, maka untuk Indonesia akan dirumuskan apakah berdasarkan penanggalan berdirinya museum yang tertua di Indonesia atau ada hal lain,” katanya.
Saat ini jumlah museum di Indonesia tercatat 281 dan diperkirakan akan terus bertambah. Museum tersebut antara lain tersebar di Jawa Tengah sebanyak 41 museum, DKI Jakarta 62 museum, dan DI Yogyakarta 32 museum.
Menurut Intan, diberlakukannya otonomi daerah menyebabkan museum lebih banyak terpinggirkan dan kurang mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Karena itu, agar permuseuman di Indonesia lebih bergairah perlu dilakukan berbagai terobosan. (NAL)
Sumber: Kompas, Sabtu, 18 April 2009
No comments:
Post a Comment