-- Roswita Oktavianti
Terjaganya tradisi leluhur menjadi modal mengembangkan sektor pariwisata.
KEDATANGAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (4/5) disambut meriah warga. Sepanjang perjalanan, Presiden dan Ibu Negara membuka kaca jendela mobil untuk menyapa warga yang sudah berbaris menunggu. Tiba di Lava View Lodge, Cemorolawang, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Presiden dan rombongan, kemudian disambut ramah Bupati Probolinggo dan pemangku adat setempat.
Masih kentalnya adat istiadat, budaya, dan sikap ramah tamah masyarakat di sana yang membuat daya tarik pariwisata Kawasan Bromo. Dan, Presiden pun mengapresiasi. "Saya bersyukur dengan suasana penuh persaudaraan ini. Bukan hanya sektor wisata jadi unggulan masyarakat di tempat ini, tapi semua kenal nilai-nilai agama, nilai adat dan budaya dijunjung tinggi, ini patut jadi contoh," kata Presiden saat berdialog dengan masyarakat Komunitas Wisata di sekitar Lereng Ngadisari, Gunung Bromo, Probolinggo.
Presiden mengatakan, di era globalisasi, banyak masyarakat Indonesia dan juga negara lain, kurang menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi kekhasan daerahnya. Karenanya, Presiden menilai, warga Bromo yang tetap melestarikan nilai-nilai adat dan budaya patut dicontoh. "Digambarkan kepada saya ada batas Probolinggo dan Pasuruan, Lumajang dan Malang, tidak ada perselisihan apapun yang mengganggu, ini menunjukkan bapak, ibu, bisa jadi contoh model kehidupan yang rukun dan damai," kata Kepala Negara.
Terjaganya tradisi leluhur itu menjadi modal utama mengembangkan sektor pariwisata di kawasan Gunung Bromo. Namun, Presiden menilai, masih ada hal lain yang harus diperbaiki yakni pembangunan infrastruktur jalan, rest area, perhotelan, sarana air bersih, fasilitas kredit UMKM, hingga bantuan untuk pengembangan pertanian hortikultura.
Presiden lalu memerintahkan pejabat pemerintah pusat dan daerah yang hadir di acara tersebut untuk mencari solusi terbaik. "Karena ini kawasan wisata bagaimana memajukan wisata ini lebih banyak lagi wisatawan, tinggal lebih lama, banyak berbelanja sehingga mendatangkan rezeki. Pemerintah perlu membantu baik, pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, dan kabupaten," kata Presiden.
Sebelumnya Matacis (43 tahun) warga Desa Nagdisari Kecamatan Sukapura, Probolinggo, meminta pemerintah memperbaiki infrastruktur jalan, apalagi Gunung Bromo mendapat perhatian internasional. "Tentang infrastruktur jalan, mohon ada dukungan pemerintah pusat. Kami harapkan dari semua pelaku usaha yang ada di Gunung Bromo didukung kredit modal lunak," harap Matacis saat tanya jawab dengan Presiden.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, hingga akhir tahun 2012, kunjungan wisatawan mancanegara lebih kurang 31 ribu orang, sementara wisatawan domestik lebih dari 200 ribu orang. Para wisatawan umumnya merasa nyaman dengan keramahan masyarakat Tengger. "Ada tiga gunung yang terkenal di dunia, dan sulit dibedakan Gunung Olympus, Elbrus, dan Bromo. Karena yang menilai orang barat jadi nomor 3 harusnya nomor 1 kenapa karena salah satu yang tidak dicatat bahwa masyarakat memiliki jiwa sosial tinggi, orang di sini baik-baik sekali," ujar Soekarwo.
Pada kesempatan itu, Presiden juga memberikan bantuan kepada pedagang kaki lima asongan, pedagang kaki lima souvenir, jasa pembawa kuda, dan buruh tani. Presiden juga melakukan penanaman pohon sebagai aksi nyata program penanaman 1.000 pohon.
Ikut serta dalam dialog tersebut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarief Hasan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Gubernur Jatim Soekarwo, dan Bupati Probolinggo Tantri Hasan Aminuddin.
Sebelumnya, Presiden, Ibu Ani beserta rombongan berolahraga pagi bersama warga di sana. Tahu kabar Presiden akan datang dan mengikuti pertandingan bola voli di Lapangan Bromo, ribuan warga berpakaian olahraga sudah menunggu Presiden di depan hotel sejak subuh. Presiden yang hendak menuju lapangan menggunakan kendaraan iring-iringan pun memilih jalan kaki bersama warga sekitar pukul 06.15 WIB.
Jarak dari lokasi bermalam di Bromo View Hotel ke Lapangan Bromo sepanjang 500 meter. Mengenakan kaos merah senada dengan Ibu Ani, Presiden berada di baris depan. Jalan Raya Bromo km 5- Triwunglor, salah satu jalan utama di kota seribu taman ini pun dipenuhi lautan manusia.
Di Lapangan Bromo, warga juga sudah menunggu. Mereka ingin menyaksikan aksi Kepala Negara. Dua tim pertama turun ke lapangan. Tim A atau Tim Kepresidenan, melawan Tim B atau tim Forum Pimpinan Daerah Jawa Timur. Tim A diantaranya beranggotakan Presiden SBY, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Mensesneg Sudi Silalahi, Wakil Menteri Pertahanan Sjahrie Syamsoedin, dan Komandan Paspampres Doni Murdano.
Sementara Tim B diantaranya beranggotakan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Walikota Probolinggo Muhammad Buhori, Sekretaris Daerah Jawa Timur Baridi, Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim. Pertandingan berlangsung selama lebih kurang satu jam. Tim SBY memenangkan pertandingan dengan skor 2:0. Pertandingan berlangsung seru. Warga bersorak memberi semangat kepada timnya masing-masing.
Usai pertandingan, Presiden dan Ibu Ani menemui siswa-siswi TK Kuncup Harapan Kademangan. "Siapa yang ingin jadi gubernur, siapa yang ingin jadi walikota, petani yang sukses" kata Presiden. Sambil melambaikan bendera merah putih beberapa anak mengacungkan jari menjawab pertanyaan Presiden. Ibu Ani menimpali. "Siapa yang ingin jadi dokter," kata Ibu Ani. "Siapa yang ingin jadi Presiden?," tanya Presiden. Seorang anak mengacungkan tangan. "Selamat belajar, rajin olahraga, rajin beribadah, sayang sama orang tua, taat sama guru, sama kawan," pesan Presiden.
Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 4 Mei 2013
Terjaganya tradisi leluhur menjadi modal mengembangkan sektor pariwisata.
KEDATANGAN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (4/5) disambut meriah warga. Sepanjang perjalanan, Presiden dan Ibu Negara membuka kaca jendela mobil untuk menyapa warga yang sudah berbaris menunggu. Tiba di Lava View Lodge, Cemorolawang, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Presiden dan rombongan, kemudian disambut ramah Bupati Probolinggo dan pemangku adat setempat.
Masih kentalnya adat istiadat, budaya, dan sikap ramah tamah masyarakat di sana yang membuat daya tarik pariwisata Kawasan Bromo. Dan, Presiden pun mengapresiasi. "Saya bersyukur dengan suasana penuh persaudaraan ini. Bukan hanya sektor wisata jadi unggulan masyarakat di tempat ini, tapi semua kenal nilai-nilai agama, nilai adat dan budaya dijunjung tinggi, ini patut jadi contoh," kata Presiden saat berdialog dengan masyarakat Komunitas Wisata di sekitar Lereng Ngadisari, Gunung Bromo, Probolinggo.
Presiden mengatakan, di era globalisasi, banyak masyarakat Indonesia dan juga negara lain, kurang menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi kekhasan daerahnya. Karenanya, Presiden menilai, warga Bromo yang tetap melestarikan nilai-nilai adat dan budaya patut dicontoh. "Digambarkan kepada saya ada batas Probolinggo dan Pasuruan, Lumajang dan Malang, tidak ada perselisihan apapun yang mengganggu, ini menunjukkan bapak, ibu, bisa jadi contoh model kehidupan yang rukun dan damai," kata Kepala Negara.
Terjaganya tradisi leluhur itu menjadi modal utama mengembangkan sektor pariwisata di kawasan Gunung Bromo. Namun, Presiden menilai, masih ada hal lain yang harus diperbaiki yakni pembangunan infrastruktur jalan, rest area, perhotelan, sarana air bersih, fasilitas kredit UMKM, hingga bantuan untuk pengembangan pertanian hortikultura.
Presiden lalu memerintahkan pejabat pemerintah pusat dan daerah yang hadir di acara tersebut untuk mencari solusi terbaik. "Karena ini kawasan wisata bagaimana memajukan wisata ini lebih banyak lagi wisatawan, tinggal lebih lama, banyak berbelanja sehingga mendatangkan rezeki. Pemerintah perlu membantu baik, pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi, dan kabupaten," kata Presiden.
Sebelumnya Matacis (43 tahun) warga Desa Nagdisari Kecamatan Sukapura, Probolinggo, meminta pemerintah memperbaiki infrastruktur jalan, apalagi Gunung Bromo mendapat perhatian internasional. "Tentang infrastruktur jalan, mohon ada dukungan pemerintah pusat. Kami harapkan dari semua pelaku usaha yang ada di Gunung Bromo didukung kredit modal lunak," harap Matacis saat tanya jawab dengan Presiden.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, hingga akhir tahun 2012, kunjungan wisatawan mancanegara lebih kurang 31 ribu orang, sementara wisatawan domestik lebih dari 200 ribu orang. Para wisatawan umumnya merasa nyaman dengan keramahan masyarakat Tengger. "Ada tiga gunung yang terkenal di dunia, dan sulit dibedakan Gunung Olympus, Elbrus, dan Bromo. Karena yang menilai orang barat jadi nomor 3 harusnya nomor 1 kenapa karena salah satu yang tidak dicatat bahwa masyarakat memiliki jiwa sosial tinggi, orang di sini baik-baik sekali," ujar Soekarwo.
Pada kesempatan itu, Presiden juga memberikan bantuan kepada pedagang kaki lima asongan, pedagang kaki lima souvenir, jasa pembawa kuda, dan buruh tani. Presiden juga melakukan penanaman pohon sebagai aksi nyata program penanaman 1.000 pohon.
Ikut serta dalam dialog tersebut Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarief Hasan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Gubernur Jatim Soekarwo, dan Bupati Probolinggo Tantri Hasan Aminuddin.
Sebelumnya, Presiden, Ibu Ani beserta rombongan berolahraga pagi bersama warga di sana. Tahu kabar Presiden akan datang dan mengikuti pertandingan bola voli di Lapangan Bromo, ribuan warga berpakaian olahraga sudah menunggu Presiden di depan hotel sejak subuh. Presiden yang hendak menuju lapangan menggunakan kendaraan iring-iringan pun memilih jalan kaki bersama warga sekitar pukul 06.15 WIB.
Jarak dari lokasi bermalam di Bromo View Hotel ke Lapangan Bromo sepanjang 500 meter. Mengenakan kaos merah senada dengan Ibu Ani, Presiden berada di baris depan. Jalan Raya Bromo km 5- Triwunglor, salah satu jalan utama di kota seribu taman ini pun dipenuhi lautan manusia.
Di Lapangan Bromo, warga juga sudah menunggu. Mereka ingin menyaksikan aksi Kepala Negara. Dua tim pertama turun ke lapangan. Tim A atau Tim Kepresidenan, melawan Tim B atau tim Forum Pimpinan Daerah Jawa Timur. Tim A diantaranya beranggotakan Presiden SBY, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Mensesneg Sudi Silalahi, Wakil Menteri Pertahanan Sjahrie Syamsoedin, dan Komandan Paspampres Doni Murdano.
Sementara Tim B diantaranya beranggotakan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Walikota Probolinggo Muhammad Buhori, Sekretaris Daerah Jawa Timur Baridi, Kepala Kejaksaan Tinggi Jatim. Pertandingan berlangsung selama lebih kurang satu jam. Tim SBY memenangkan pertandingan dengan skor 2:0. Pertandingan berlangsung seru. Warga bersorak memberi semangat kepada timnya masing-masing.
Usai pertandingan, Presiden dan Ibu Ani menemui siswa-siswi TK Kuncup Harapan Kademangan. "Siapa yang ingin jadi gubernur, siapa yang ingin jadi walikota, petani yang sukses" kata Presiden. Sambil melambaikan bendera merah putih beberapa anak mengacungkan jari menjawab pertanyaan Presiden. Ibu Ani menimpali. "Siapa yang ingin jadi dokter," kata Ibu Ani. "Siapa yang ingin jadi Presiden?," tanya Presiden. Seorang anak mengacungkan tangan. "Selamat belajar, rajin olahraga, rajin beribadah, sayang sama orang tua, taat sama guru, sama kawan," pesan Presiden.
Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 4 Mei 2013
No comments:
Post a Comment