STOCKHOLM (Lampost): Penyair dan penulis terkemuka Swedia, Tomas Transtroemer, memenangkan Nobel Kesusastraan 2011, Kamis (6-10). Akademi Swedia memberikan penghargaan kepada Swedia untuk pertama kalinya setelah lebih dari 30 tahun.
Psikolog 80 tahun itu adalah penerima ke-108 hadiah bergengsi yang tahun lalu diberikan kepada Mario Vargas Llosa dari Peru.
Hadiah ini hanya diberikan kepada penulis yang masih hidup dan berjumlah 10 juta kronor atau sekitar Rp12,8 miliar. Transtroemer mengalami stroke tahun 1990 dan berdampak pada kemampuannya untuk berbicara.
Puisi-puisinya yang digambarkan penerbit Publishers Weekly sebagai mistis dan sedih telah diterjemahkan dalam lebih dari 50 bahasa. Terjemahan dalam bahasa Inggris ditangani penyair Amerika Robert Bly, teman dekatnya, dan juga penyair Skotlandia Robin Fulton.
Fulton, Kamis (6-10), mengatakan Transtroemer akan diingat karena, "Gambarannya yang sangat tajam dengan metafor dan sejumlah kejutan. Anda akan merasa berbeda setelah membaca puisinya."
Fulton mulai bekerja sama dengan Transtroemer pada awal 1970 dan mengatakan, "Saya belajar bahasa Swedia dengan menerjemahkan karya Tomas."
Transtroemer memang sudah sering difavortikan akan meraih hadiah Nobel. Transtroemer adalah warga Eropa kedelapan yang menang Hadiah Nobel Kesusastraan dalam 10 tahun terakhir. Ia adalah warga Swedia pertama yang menang sejak Eyyind Johnson dan Harry Martinson tahun 1974.
Transtroemer lahir di Stockholm pada April 1931. Ia lulus dari fakultas psikologi tahun 1956 dan kemudian bekerja di institusi yang mengurusi kenakalan remaja. Koleksi pertama puisinya adalah Puisi Tujuh Belas yang diterbitkan saat ia berusia 23 tahun.
Pada 1966, ia menerima penghargaan Bellman, salah satu penghargaan yang ia terima selama kariernya sebagai penyair. Pada 2003, salah satu puisinya dibacakan dalam upacara pemakaman Anna Lindh, menteri luar negeri Swedia yang dibunuh. (RTR/U-2)
Sumber: Lampung Post, Jumat, 7 Oktober 2011
No comments:
Post a Comment