Thursday, October 20, 2011

Hubungan Pariwisata dengan Ekonomi Kreatif

-- kadek

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perubahan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, banyak pihak bertanya-tanya apa hubungan antara "pariwisata" dan "ekonomi kreatif".

Wisatawan memadati lorong Pasar Beringharjo Yogyakarta, untuk berburu oleh-oleh baju batik. (KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

"Pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki kaitan erat," demikian tutur Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu saat acara serah terima jabatan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (19/10/2011).

"Untuk wisatawan yang datang ke sini, wisatawan dari dalam atau luar negeri. Setiap wisatawan beli satu saja oleh-oleh, bayangkan berapa oleh-oleh yang tercipta," ungkapnya.

Ia menjelaskan, dari jumlah kunjungan wisatawan asing sekitar 7 juta dan pergerakan wisatawan domestik sekitar 100 juta, hal ini berarti jika satu wisatawan membeli satu oleh-oleh, maka ada lebih dari 100 juta yang tercipta.

"Ekonomi kreatif, potensi ekonominya luar biasa. Input utama untuk hasilkan ekonomi kreatif adalah ide dan kemampuan berpikir, tidak akan terhabiskan," jelasnya.

Walau begitu, ia mengakui ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, misalnya perlindungan hak haki dan lingkungan yang baik agar inovasi dapat berkembang.

Selain itu, Mari menyebutkan ekonomi kreatif menyumbang 7,6 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan 7,5 persen pada angkatan kerja.

"Namun, ekonomi kreatif kita masih kalah jauh dari Singapura, Malaysia, dan Tiongkok," ungkapnya.

Sementara itu di kesempatan yang sama, sebagai mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik mengharapkan beberapa program yang sudah berjalan untuk terus dijalankan.

"Saya minta kepada Ibu Menteri, program tersebut dijalankan. Ini bukan intervensi, tapi harapan," katanya.

Salah satu program yang ia maksud adalah Taman Majapahit di Trowulan, Jawa Timur. Taman Majapahit dirancang sebagai pelestarian kawasan arkeologi sisa-sisa Kerajaan Majapahit dan juga dikembangkan sebagai wisata sejarah.

Rencana lainnya, lanjut Jero, adalah Museum Pariwisata. Ia menjelaskan, di museum tersebut akan berisi mengenai sejarah pariwisata Indonesia. Dengan demikian, tambahnya, pengunjung dapat melihat perkembangan pasang surut pariwisata Indonesia. Dalam salah satu bagian dari museum akan terdapat ruangan para menteri.

"Termasuk ada ruang Jero Wacik di sana," tutur Jero sambil tertawa.

Program lainnya yang Jero harapkan dapat terus berjalan adalah branding "Wonderful Indonesia". Selain itu, ia berharap gagasan pemerataan pembangunan akan terus berjalan, seperti pembangunan bandara baru di Bali bagian utara dan kereta api wisata di Pulau Bali.

Program lainnya adalah pemugaran Candi Muarajambi di Jambi, menjadikan Belitung sebagai destinasi wisata internasional, dan perkembangan film Indonesia. Serta usaha untuk geopark Raja Ampat, Danau Toba, Pacitan, Gunung Batur yang diajukan ke UNESCO agar diakui sebagai warisan dunia. Jero menambahkan, program lainnya adalah mempromosikan Lombok, apalagi dengan adanya bandara baru, yaitu Bandara Internasional Lombok.

"Bandara akan diresmikan besok," kata Jero.

Peresmian Bandara Internasional Lombok pada Kamis (20/10/2011) menjadi agenda kerja pertama bagi Mari Elka Pangestu sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Rencananya bandara baru tersebut akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sumber: Travel Kompas.com, Kamis, 20 Oktober 2011

No comments: