• Judul: Conversations with Mahathir Mohamad
• Penulis: Tom Plate
• Penerbit: Marshall Cavendish, 2011
• Tebal: 243 halaman
• ISBN: 978-981-4276-63-4
Dr Mahathir Mohamad adalah figur yang menarik. Kontroversial, blak-blakan, dan tidak membosankan. Jauh sebelum Barack Obama, ternyata Mahathir telah lebih dulu mengumandangkan ’Yes We Can’. Slogan yang diartikan sebagai ’Malaysia boleh’ ini diucapkan untuk memberi semangat kepada rakyatnya. Pernyataan di atas diungkapkan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Malaysia periode 1995-1998, John R Malott, dalam buku karya jurnalis ini.
Selama 22 tahun (1981-2003), Mahathir menjabat Perdana Menteri Malaysia. Sepanjang kurun waktu tersebut, Mahathir telah berhasil mengubah Malaysia dari masyarakat agrikultural yang tenang menjadi masyarakat industri yang dinamis. Kredibilitas Mahathir pun diperlihatkan saat membangunkan bumiputra (istilah untuk pribumi Malaysia) agar belajar lebih giat, bekerja lebih keras, dan mulai memproduksi lebih banyak.
Walau bukan tanpa kritik, tidak dipungkiri bahwa Mahathir memang seorang tokoh penuh aksi yang tanpa takut akan memperjuangkan apa yang dia anggap baik untuk negaranya. Di Asia, Mahathir terkenal karena keberaniannya menentang aturan-aturan Wall Street. Dalam kehidupan pribadinya, Mahathir mengakui bahwa sosok ibu memiliki pengaruh lebih kuat dibanding ayahnya.
Mengenai politik, Mahathir mengemukakan bahwa demokrasi adalah sistem yang baik, tetapi juga memiliki kelemahan. Untuk menjalankannya, terlebih dahulu harus dipahami bagaimana demokrasi itu bekerja. Buku ini tidak hanya membahas pandangan Mahathir mengenai pemerintahan, Islam, dan Barat, tetapi juga mengangkat kontroversi seputar adanya anggapan dari sejumlah kalangan di Barat yang menyebut Mahathir sebagai anti-Semit. (TSD/Litbang Kompas)
Sumber: Kompas, 1 Mei 2011
No comments:
Post a Comment