BUKU karya terakhir tokoh pers nasional almarhum Djafar Husin Assegaff berjudul Zaman Keemasan Soeharto diluncurkan di Hotel Aryaduta, Jakarta, kemarin.
Hadir dalam peluncuran buku itu, antara lain, Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong, Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr Soetomo Atmakusumah Astraatmadja, Guru Besar UI Bachtiar Aly, dan Pemimpin Redaksi Antv Uni Z Lubis.
Almarhum yang juga anggota Dewan Redaksi Media Group itu, dalam bukunya, menuturkan bahwa karyanya memang mengupas masa gemilang Orde Baru di bawah rezim Soeharto. Kendati begitu, bukan berarti ia larut dalam romantisme kejayaan pemerintahan Soeharto.
"Seperti yang disuarakan orang belakangan ini, saya benar-benar tulus mengakui masa gemilang Pak Harto," ujar almarhum yang meninggal pada 12 Juni 2013 itu dalam bukunya.
Atmakusumah mengenal almarhum sebagai sosok wartawan kritis. "Beliau juga menekankan pentingnya kebebasan pers tanpa sensor," kata Atmakusumah.
Pada bagian lain, Uni Z Lubis memiliki kenangan atas almarhum ketika bekerja di Warta Ekonomi. Almarhum, jelas Uni, banyak mengajarkan cara menembus narasumber untuk memperoleh berita eksklusif.
Pendiri harian Kompas Jakob Oetama, dalam buku itu, turut mengomentari buku yang dicetak sebelum almarhum meninggal. Menurut dia, judul Zaman Keemasan Soeharto masih bisa diperdebatkan karena tidak diperoleh argumentasi almarhum soal itu lewat tajuk-tajuknya.
Adapun CEO of Media Group Surya Paloh mengatakan buku almarhum dapat menjadi bahan renungan yang baik bagi para jurnalis muda. "Ia mewariskan keteladanan untuk menulis hingga akhir hayatnya," kata dia.
Ketua Umum DPP Partai NasDem itu juga menilai karya almarhum merupakan persembahan seorang tokoh pers yang bisa menjadi kekayaan khazanah dalam sejarah pers Indonesia. (Pol/H-2)
Sumber: Media Indonesia, Rabu, 24 Juli 2013
Hadir dalam peluncuran buku itu, antara lain, Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong, Ketua Dewan Pers Bagir Manan, Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr Soetomo Atmakusumah Astraatmadja, Guru Besar UI Bachtiar Aly, dan Pemimpin Redaksi Antv Uni Z Lubis.
Almarhum yang juga anggota Dewan Redaksi Media Group itu, dalam bukunya, menuturkan bahwa karyanya memang mengupas masa gemilang Orde Baru di bawah rezim Soeharto. Kendati begitu, bukan berarti ia larut dalam romantisme kejayaan pemerintahan Soeharto.
"Seperti yang disuarakan orang belakangan ini, saya benar-benar tulus mengakui masa gemilang Pak Harto," ujar almarhum yang meninggal pada 12 Juni 2013 itu dalam bukunya.
Atmakusumah mengenal almarhum sebagai sosok wartawan kritis. "Beliau juga menekankan pentingnya kebebasan pers tanpa sensor," kata Atmakusumah.
Pada bagian lain, Uni Z Lubis memiliki kenangan atas almarhum ketika bekerja di Warta Ekonomi. Almarhum, jelas Uni, banyak mengajarkan cara menembus narasumber untuk memperoleh berita eksklusif.
Pendiri harian Kompas Jakob Oetama, dalam buku itu, turut mengomentari buku yang dicetak sebelum almarhum meninggal. Menurut dia, judul Zaman Keemasan Soeharto masih bisa diperdebatkan karena tidak diperoleh argumentasi almarhum soal itu lewat tajuk-tajuknya.
Adapun CEO of Media Group Surya Paloh mengatakan buku almarhum dapat menjadi bahan renungan yang baik bagi para jurnalis muda. "Ia mewariskan keteladanan untuk menulis hingga akhir hayatnya," kata dia.
Ketua Umum DPP Partai NasDem itu juga menilai karya almarhum merupakan persembahan seorang tokoh pers yang bisa menjadi kekayaan khazanah dalam sejarah pers Indonesia. (Pol/H-2)
Sumber: Media Indonesia, Rabu, 24 Juli 2013
No comments:
Post a Comment