Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, warisan budaya bisa menjadi kekuatan bila masyarakat menjaga dan mempertahankan karya-karya peninggalan sejarah masa lampau.
"Mempertahankan karya-karya budaya, bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga masyarakat dan seluruh kalangan dunia usaha yang punya kepedulian terhadap kebudayaan," katanya saat memberikan materi pada Temu Redaktur Kebudayaan se-Indonesia 2012 di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, berbicara masalah kebudayaan tidak hanya pada aspek seni budaya saja tetapi ada beberapa nilai, warisan dan industri budaya yang banyak menyentuh terhadap kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, bila kebudayaan itu dijadikan sebagai program unggulan maka kedepan, program kebudayaan yang ada, bisa akan lebih baik dan berkesinambungan tidak hanya yang ada di tingkat nasional tetapi bagaimana menumbuhkembangkan budaya-budaya lokal yang ada di seluruh daearah di Indonesia.
Ciri tim kebudayaan adalah secara porporsional, yang tidak hanya mencari popularitas dan kekayaan, tetapi bagaimana menggali warisan-warisan budaya yang terkadung dalam nilai sejarah itu sendiri seperti adat istiadat atau kebiasan-kebiasan yang hidup dalam lingkungan masyrakata.
Pilar-pilar membangun kebudayaan, kata Wamendikbud itu, minimal ada lima indikator yang harus dilihat di antarnya pembangunan karakter bangsa, pelestaraian warisan budaya, diplomasi budaya, kelembagaan dan peningkatan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana dan regulasi kebudayaan.
"Tentu dengan temu redaktur kali ini, dapat menghasilkan komitmen bersama dengan harapan untuk mempertahankan dan melestarikan hasil karya budaya yang bisa dijadikan karya-karya yang baik dan sekaligus mampu memberikan pencerahan kepada rekan-rekan pers, agar kebudayaan lebih maju kedepan," ujarnya.
Khusus menyangkut program kerja sama antara PWI dengan Kemendikbud, Wamendikbud meminta kepada rekan-rekan media untuk memasukkan program yang sifatnya saling menguntungkan dalam arti bahwa Kementerian Diknas yang bisa memfasilitasi terkait pendanaan sementara media yang mempublikasikan dalam berbagai bentruk kegiatan yang menyangku kebudayaan.
Persoalan lain yang sangat fundamental adalah kebudayaan berbeda karakternya dibanding sektor-sektor lain, olehnya itu peran rekan-rekan media, untuk mampu mempublikasikan karya-karya dan nilai budaya yang terkandung dalam kebudayaan itu sendiri.
"Ke depan kegiatan temu redaktur kebudayaan secara nasional ini tidak hanya dilakukan sekali dalam setahun tetapi minimal dua atau tiga kali dalam setahun. Mengenai tempat kegiatan, tidak harus di ibukota Jakarta tetapi bisa saja dilaksanakan di provinsi lain di Tanah Air," ujar Wiendu.
Kegiatan temu redaktur kebudayaan, juga menghadirkan sejumlah seniman dan budayawan kenamaan di tanah air seperti Goenawan Mohamad, Radhar Panca Dahana, Remy sylado, Mudji Sutrisno, dan Iwan Piliang.
Sumber: Antara, Rabu, 10 Oktober 2012
"Mempertahankan karya-karya budaya, bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga masyarakat dan seluruh kalangan dunia usaha yang punya kepedulian terhadap kebudayaan," katanya saat memberikan materi pada Temu Redaktur Kebudayaan se-Indonesia 2012 di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, berbicara masalah kebudayaan tidak hanya pada aspek seni budaya saja tetapi ada beberapa nilai, warisan dan industri budaya yang banyak menyentuh terhadap kehidupan masyarakat.
Dengan demikian, bila kebudayaan itu dijadikan sebagai program unggulan maka kedepan, program kebudayaan yang ada, bisa akan lebih baik dan berkesinambungan tidak hanya yang ada di tingkat nasional tetapi bagaimana menumbuhkembangkan budaya-budaya lokal yang ada di seluruh daearah di Indonesia.
Ciri tim kebudayaan adalah secara porporsional, yang tidak hanya mencari popularitas dan kekayaan, tetapi bagaimana menggali warisan-warisan budaya yang terkadung dalam nilai sejarah itu sendiri seperti adat istiadat atau kebiasan-kebiasan yang hidup dalam lingkungan masyrakata.
Pilar-pilar membangun kebudayaan, kata Wamendikbud itu, minimal ada lima indikator yang harus dilihat di antarnya pembangunan karakter bangsa, pelestaraian warisan budaya, diplomasi budaya, kelembagaan dan peningkatan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana dan regulasi kebudayaan.
"Tentu dengan temu redaktur kali ini, dapat menghasilkan komitmen bersama dengan harapan untuk mempertahankan dan melestarikan hasil karya budaya yang bisa dijadikan karya-karya yang baik dan sekaligus mampu memberikan pencerahan kepada rekan-rekan pers, agar kebudayaan lebih maju kedepan," ujarnya.
Khusus menyangkut program kerja sama antara PWI dengan Kemendikbud, Wamendikbud meminta kepada rekan-rekan media untuk memasukkan program yang sifatnya saling menguntungkan dalam arti bahwa Kementerian Diknas yang bisa memfasilitasi terkait pendanaan sementara media yang mempublikasikan dalam berbagai bentruk kegiatan yang menyangku kebudayaan.
Persoalan lain yang sangat fundamental adalah kebudayaan berbeda karakternya dibanding sektor-sektor lain, olehnya itu peran rekan-rekan media, untuk mampu mempublikasikan karya-karya dan nilai budaya yang terkandung dalam kebudayaan itu sendiri.
"Ke depan kegiatan temu redaktur kebudayaan secara nasional ini tidak hanya dilakukan sekali dalam setahun tetapi minimal dua atau tiga kali dalam setahun. Mengenai tempat kegiatan, tidak harus di ibukota Jakarta tetapi bisa saja dilaksanakan di provinsi lain di Tanah Air," ujar Wiendu.
Kegiatan temu redaktur kebudayaan, juga menghadirkan sejumlah seniman dan budayawan kenamaan di tanah air seperti Goenawan Mohamad, Radhar Panca Dahana, Remy sylado, Mudji Sutrisno, dan Iwan Piliang.
Sumber: Antara, Rabu, 10 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment