Sunday, October 14, 2012

[Jejak] Kartina Dahari, Biduan Keroncong Melayu

KARTINA Dahari merupakan salah seorang penyanyi dan pelakon film hitam-putih Melayu pujaan di era 60-an yang sering mendendangkan lagu-lagu di radio Malaysia. Ketika itu pengaruh kumpulan The Beatles dari England telah mewujudkan irama pop yeh-yeh dari 1965 hingga 1971. Istilah “pop yeh-yeh””telah diambil dari judul lagu popular The Beatles, (‘’She Loves You - Yeh, Yeh, Yeh’’). Penyanyi pada zaman 1960-an biasanya diiringi oleh kumpulan kugiran.

Kartina Dahari sendiri sering membuat persembahan dengan diiringi oleh kumpulan Dendang Perindu. Awalnya banyak orang mengira Kartina berasal dari tanah Jawa namun ternyata biduanita legendaris bersuara empuk ini orang Melayu tulen. Dia warga negara Singapura, kerap tinggal di London bersama putranya. Suara puan Melayu-Singapura yang satu ini memang syahdu dan unik. Caranya menyanyinya santai dan, penuh perasaan. Enak dinikmati buat relaksasi, mengendurkan pikiran yang kusut.

Vokal Kartina Dahari jenis alto. Nada dasar yang dipakai selalu rendah. Ini membuat lagu-lagu keroncong ala Kartina Dahari terasa nikmat didengarkan. Mirip gaya penyanyi-penyanyi Latin membawakan irama bossanova yang santai. Kartina Dahari sangat terkenal tahun 1960-an. Dia dijuluki ratu keroncong dari Melayu. Sekarang orang-orang muda tidak kenal Kartina Dahari tapi zaman dulu, Kartina Dahari itu penyanyi yang luar biasa.

Kartina banyak membawakan lagu-lagu keroncong Indonesia yang sangat populer. Sebut saja ‘’Rindu Malam’’, ‘’Di Bawah Sinar Bulan Purnama’’, ‘’Jali-Jali’’, ‘’Rujak Uleg’’, ‘’Soleram’’ (‘’Suriram’’), ‘’Selendang Sutra’’, ‘’Jangan Ditanya ke Mana Aku Pergi’’,’’ Tidurlah Intan’’, ‘’Sapu Tangan’’, ‘’Pohon Beringin’’ dan ‘’Es Lilin’’. Boleh dikatakan lagu-lagu keroncong, langgam, dan tradisional Indonesia sangat dominan dalam album-album Kartina Dahari pada era 1960-an dan 1970-an. Meski cengkok Melayu masih terasa, ucapan-ucapan syair Kartina Dahari tidak sekental Melayu-Malaysia atau Malaysia-Singapura. Kalau terdengar sepintas, kita menyangka Kartina Dahari ini orang Indonesia tulen.

Lagu ‘’Rujak Uleg’’ dari Jawa Timur dibawakan Kartina Dahari dalam nada dasar Bes (dua mol). Tembang dolanan berbahasa Jawa ini dibawakan dalam bahasa Indonesia (Melayu). Di bagian reffrain nuansa Melayu ala Kartina sangat terasa, dan justru membuat lagu ini lebih manis. Begitu juga lagu ‘’Jali-Jali’’ yang dinyanyikan Kartina Dahari dengan nada dasar C (natural). Aransemen musik khas Betawi tetap terasa kental. Hanya saja, dia mengganti kata ‘capek’ dengan ‘penat’, mungkin lebih cocok untuk pendengar berbahasa Melayu.

Keberadaan Kartina Dahari dan penyanyi-penyanyi seangkatan beliau ini membuktikan bahwa Indonesia, Malaysia, Singapura, kemudian Brunei Darussalam pada suatu masa pernah berbagi selera. Kita punya selera musik yang sama. Lagu-lagu yang populer di Indonesia ikut diminati di Malaysia, Singapura, atau Brunei. Bahkan, biduan-biduan Melayu macam Kartina Dahari membawakan lagu-lagu keroncong atau etnik Indonesia tanpa beban politik, sentimen kebangsaan, dan sebagainya. Padahal, sebagian besar lagu-lagu Kartina Dahari dipetik dari karya Ismail Marzuki, komposer besar Indonesia, yang paling banyak menggubah lagu-lagu perjuangan. Lagu-lagu yang bercerita tentang perjuangan heroik bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda.

Di masa lalu, khususnya sebelum tahun 1960-an, hubungan antara orang Indonesia dengan orang Malaysia, Singapura, dan Brunai begitu mesra dan hangat. Tak ada kecurigaan, sentimen kebangsaan, klaim kebudayaan dan sempadan seperti yang berkembang sejak 30 tahun terakhir. Sebuah era ketika negara-negara bertetangga ini belum lama merdeka, masih berjuang keras untuk mencapai kemakmuran. Kini, ketika Malaysia dan Singapura jauh lebih maju dan makmur meninggalkan Indonesia [sementara Indonesia hanya bisa mengirim pembantu dan pekerja-pekerja kasar ke Malaysia dan Singapura], kita makin sulit mengulang masa-masa indah ketika Kartina Dahari sangat digandrungi karena melantukan lagu-lagu Ismail Marzuki. Tak punya beban apa pun. Salah satu tembang paling kondang dari Kartina Dahari tak lain Sayang ‘’Disayang’’ karya Zubir Said. Ini liriknya:

Angin menderu
Dahan jatuh menimpa batu
Kuburan... kuburan

Murai terkejut berkicau-kicau
Langit mendung diliputi awan
Alamat bumi disirami hujan
Sayang disayang

Hatiku rindu
Orang jauh lupa diri
Kenangan ... kenangan

Fikiran kusut berisau-risauan
Sakit untung ditinggalkan abang
Ibarat kapal tidak berhaluan

Sayang disayang

(fed)

Sumber: Riau Pos, Minggu, 14 Oktober 2012
 

No comments: