-- Nanien Yuniar
John Cusack menjadi Edgar Allan Poe yang kekacauan hidupnya bertambah parah karena plot-plot pembunuhan dalam karya-karyanya menjadi nyata dalam "The Raven."
Pembunuhan terjadi di Kota Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, pada abad pertengahan yang modusnya serupa dengan kisah Poe berjudul "The Murders in the Rue Morgue," membuat penulis dan kritikus sastra itu diduga mendalangi kasus pembunuhan.
Namun detektif Emmet Fields (Luke Evans) kemudian menyadari dugaan itu keliru dan melibatkan Poe menelusuri si peniru yang melakukan serangkaian pembunuhan berdasarkan karya-karyanya, menganalisa setiap jejak yang ditinggalkan sang pembunuh.
Poe terlibat semakin dalam saat sang pembunuh menculik kekasihnya, Emily Hamilton (Alice Eve), di depan matanya.
Berbagai upaya kemudian dilakukan. Bahkan ayah Emily yang semula membenci Poe yang dikenal sebagai penulis miskin yang suka mabuk pun berjuang bersama Poe demi menemukan putrinya.
Namun semua yang dilakukan tak berbuah sehingga Poe memutuskan untuk menuliskan kisah pembunuhan baru yang akan mengakhiri hidupnya untuk menyelamatkan Emily.
Fiksi campur fakta
Sutradara James McTeigue menampilkan gambaran korban-korban si pembunuh sadis peniru karya-karya Poe dalam film, termasuk bagian tubuh yang terpotong, tubuh yang telah membiru dan darah yang mengalir.
Gambar-gambar yang muram dengan rintik hujan dan kabut memperkuat misteri pembunuhan yang sedang melingkupi orang-orang di sekitar Poe dalam film berdurasi 110 menit itu.
Kostum para pelakon rancangan Carlo Poggioli dan ilustrasi musik Lucas Vidal juga menguatkan kisah yang digambarkan terjadi di Baltimore pada tahun 1800-an itu.
Dan yang menarik, sang sutradara mencampurkan fiksi dengan fakta-fakta tentang kehidupan Poe di dalam film.
"The Raven" yang diangkat menjadi judul film sama dengan judul puisi naratif Poe yang dipublikasikan pada Januari 1845.
Kisah-kisah yang diangkat dalam film, seperti "The Murders in the Rue Morgue" juga adalah cerita pendek Poe yang diterbitkan Graham's Magazine tahun 1841.
Film itu juga menggambarkan akhir kehidupan penulis yang dikenal dengan kisah-kisah misteri dan kematian itu seperti yang tertulis dalam catatan sejarah.
Penulis yang terlahir di Boston dengan nama Edgar Poe itu ditemukan dalam keadaan sangat buruk dan mengenakan pakaian orang lain di jalanan Baltimore pada 3 Oktober 1849.
Dia kemudian dibawa ke Washington College Hospital dan meninggal di sana pada Minggu pagi tanggal 7 Oktober 1849.
Poe katanya berulang-ulang menyebut nama "Reynolds" pada malam sebelum kematiannya, nama yang sampai sekarang belum diketahui merujuk kepada siapa.
Dan seperti yang disebut-sebut beberapa sumber, dalam "The Raven" Poe juga menggumamkan kalimat "Lord help my poor soul" (Tuhan bantu jiwa hamba).
"The Raven" mungkin bisa memberi alternatif imajinasi bagi penggemar Poe yang penasaran dengan maksud perkataan terakhir sastrawan yang dianggap sebagai bagian dari gerakan Romantisme Amerika itu.
Dan meski bukan film thriller spesial yang membekas di hati semua penonton, melalui "The Raven" para penggemar Edgar Allan Poe setidaknya bisa melihat gambaran visual kehidupan penyair tersebut.
Bagi penonton yang belum pernah mendengar nama Poe, film itu juga bisa menjadi awal untuk mengenal sastrawan yang karyanya turut mempengaruhi Sir Arthur Conan Doyle, penulis cerita detektif Sherlock Holmes yang terkenal. (Sumber: ANT)
Sumber: Oase Kompas.com, Rabu, 3 Oktober 2012
John Cusack menjadi Edgar Allan Poe yang kekacauan hidupnya bertambah parah karena plot-plot pembunuhan dalam karya-karyanya menjadi nyata dalam "The Raven."
Pembunuhan terjadi di Kota Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, pada abad pertengahan yang modusnya serupa dengan kisah Poe berjudul "The Murders in the Rue Morgue," membuat penulis dan kritikus sastra itu diduga mendalangi kasus pembunuhan.
Namun detektif Emmet Fields (Luke Evans) kemudian menyadari dugaan itu keliru dan melibatkan Poe menelusuri si peniru yang melakukan serangkaian pembunuhan berdasarkan karya-karyanya, menganalisa setiap jejak yang ditinggalkan sang pembunuh.
Poe terlibat semakin dalam saat sang pembunuh menculik kekasihnya, Emily Hamilton (Alice Eve), di depan matanya.
Berbagai upaya kemudian dilakukan. Bahkan ayah Emily yang semula membenci Poe yang dikenal sebagai penulis miskin yang suka mabuk pun berjuang bersama Poe demi menemukan putrinya.
Namun semua yang dilakukan tak berbuah sehingga Poe memutuskan untuk menuliskan kisah pembunuhan baru yang akan mengakhiri hidupnya untuk menyelamatkan Emily.
Fiksi campur fakta
Sutradara James McTeigue menampilkan gambaran korban-korban si pembunuh sadis peniru karya-karya Poe dalam film, termasuk bagian tubuh yang terpotong, tubuh yang telah membiru dan darah yang mengalir.
Gambar-gambar yang muram dengan rintik hujan dan kabut memperkuat misteri pembunuhan yang sedang melingkupi orang-orang di sekitar Poe dalam film berdurasi 110 menit itu.
Kostum para pelakon rancangan Carlo Poggioli dan ilustrasi musik Lucas Vidal juga menguatkan kisah yang digambarkan terjadi di Baltimore pada tahun 1800-an itu.
Dan yang menarik, sang sutradara mencampurkan fiksi dengan fakta-fakta tentang kehidupan Poe di dalam film.
"The Raven" yang diangkat menjadi judul film sama dengan judul puisi naratif Poe yang dipublikasikan pada Januari 1845.
Kisah-kisah yang diangkat dalam film, seperti "The Murders in the Rue Morgue" juga adalah cerita pendek Poe yang diterbitkan Graham's Magazine tahun 1841.
Film itu juga menggambarkan akhir kehidupan penulis yang dikenal dengan kisah-kisah misteri dan kematian itu seperti yang tertulis dalam catatan sejarah.
Penulis yang terlahir di Boston dengan nama Edgar Poe itu ditemukan dalam keadaan sangat buruk dan mengenakan pakaian orang lain di jalanan Baltimore pada 3 Oktober 1849.
Dia kemudian dibawa ke Washington College Hospital dan meninggal di sana pada Minggu pagi tanggal 7 Oktober 1849.
Poe katanya berulang-ulang menyebut nama "Reynolds" pada malam sebelum kematiannya, nama yang sampai sekarang belum diketahui merujuk kepada siapa.
Dan seperti yang disebut-sebut beberapa sumber, dalam "The Raven" Poe juga menggumamkan kalimat "Lord help my poor soul" (Tuhan bantu jiwa hamba).
"The Raven" mungkin bisa memberi alternatif imajinasi bagi penggemar Poe yang penasaran dengan maksud perkataan terakhir sastrawan yang dianggap sebagai bagian dari gerakan Romantisme Amerika itu.
Dan meski bukan film thriller spesial yang membekas di hati semua penonton, melalui "The Raven" para penggemar Edgar Allan Poe setidaknya bisa melihat gambaran visual kehidupan penyair tersebut.
Bagi penonton yang belum pernah mendengar nama Poe, film itu juga bisa menjadi awal untuk mengenal sastrawan yang karyanya turut mempengaruhi Sir Arthur Conan Doyle, penulis cerita detektif Sherlock Holmes yang terkenal. (Sumber: ANT)
Sumber: Oase Kompas.com, Rabu, 3 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment