BUKITTINGGI (Lampost) Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Windu Nurianti menyambut Maklumat Hari Sastra Indonesia yang dinyatakan sedikitnya 70 sastrawan di SMAN 2 Bukittingi, Minggu (24-3) pagi.
Maklumat dibacakan penyair Upita Agustin (Raudha Thaib). Penyair Taufiq Ismail, salah seorang penggagas, menyebutkan Indonesia memiliki tradisi sastra yang luhur, dikembangkan oleh para sastrawan terkemuka, salah satunya adalah Abdoel Moeis, kelahiran Bukittinggi 3 Juli 1883.
Maklumat Hari Sastra Indonesia digagas karena selama ini Indonesia belum mempunyai Hari Sastra. Hal ini untuk mengenang karya dan jasa para sastrawan yang telah ikut mengangkat nama bangsa. Wakil Menteri Dikbud RI Windu Nurianti menyambut baik maklumat ini. Indonesia, katanya, perlu ditetapkan adanya Hari Sastra untuk mengenang dan membangkitkan kecintaan membaca karya sastra.
Windu Nurianti mengatakan pada 2016 kelak Indonesia akan mendirikan rumah budaya di berbagai kota di luar negeri. Program ini guna mengangkat Indonesia menjadi negara adidaya di bidang kebudayaan.
"Pada program rumah budaya di luar negeri itu, juga akan diterbitkan buku-buku sastra dan kebudayaan dalam terjemahan bahasa Inggris. Kelak kami akan berdiskusi dengan sastrawan ihwal penerjemahan buku sastra ini, yang akan dipamerkan di rumah budaya-rumah budaya," kata dia.
Pada kesempatan Maklumat Hari Sastra Indonesia, Windu Nurianti sekaligus menetapkan 3 Juli sebagai Hari Sastra Indonesia. Isbedy Stiawan Z.S., penyair Lampung yang diundang dalam maklumat itu, mengatakan Hari Sastra Indonesia termasuk penting tatkala ada hari-hari lain yang diperingati oleh negara. "Saya kira kita perlu Hari Sastra agar negara dan masyarakat Indonesia menghargai karya sastra, mengenal, dan mengingat para sastrawan Indonesia," katanya.
Setelah Hari Puisi Indonesia yang dideklarasikan di Riau dan menurujuk hari kelahiran Chairil Anwar, dengan Hari Sastra Indonesia semakin marak kegiatan-kegiatan sastra di Tanah Air.
Sastrawan Gol a Gong menyambut Hari Sastra Indonesia ini. ?Jika ada yang lain menetapkan Hari Sastra yang mengacu sastrawan lain, mesti kita hargai, agar bervariasi dan banyak kita untuk memperingati dan menghargai karya sastra dan sastrawan," kata penulis buku Balada Si Roy ini.
Sejumlah sastrawan yang ikut Maklumat Hari Sastra Indonesia di antaranya Fakhrunnas M.A. Jabbar, L.K. Ara, Damiri Mahmud, Chavchay Syaifullah, Budi Darma, D. Zawawi Imron, Ahmad Tohari, Aspar Paturusi, Darman Moenir, Yusrizal K.W., Harris Effendi Thahar, Dorothea Rosa Herliani, Helvy Tiana Rosa, Tuti Herati Noerhadi, Rusli Marzuki Saria, Jamal D. Rahman, Joni Ariadianata, Yetti A. Ka. (UZK/S-3)
Sumber: Lampung Post, Senin, 25 Maret 2013
Maklumat dibacakan penyair Upita Agustin (Raudha Thaib). Penyair Taufiq Ismail, salah seorang penggagas, menyebutkan Indonesia memiliki tradisi sastra yang luhur, dikembangkan oleh para sastrawan terkemuka, salah satunya adalah Abdoel Moeis, kelahiran Bukittinggi 3 Juli 1883.
Maklumat Hari Sastra Indonesia digagas karena selama ini Indonesia belum mempunyai Hari Sastra. Hal ini untuk mengenang karya dan jasa para sastrawan yang telah ikut mengangkat nama bangsa. Wakil Menteri Dikbud RI Windu Nurianti menyambut baik maklumat ini. Indonesia, katanya, perlu ditetapkan adanya Hari Sastra untuk mengenang dan membangkitkan kecintaan membaca karya sastra.
Windu Nurianti mengatakan pada 2016 kelak Indonesia akan mendirikan rumah budaya di berbagai kota di luar negeri. Program ini guna mengangkat Indonesia menjadi negara adidaya di bidang kebudayaan.
"Pada program rumah budaya di luar negeri itu, juga akan diterbitkan buku-buku sastra dan kebudayaan dalam terjemahan bahasa Inggris. Kelak kami akan berdiskusi dengan sastrawan ihwal penerjemahan buku sastra ini, yang akan dipamerkan di rumah budaya-rumah budaya," kata dia.
Pada kesempatan Maklumat Hari Sastra Indonesia, Windu Nurianti sekaligus menetapkan 3 Juli sebagai Hari Sastra Indonesia. Isbedy Stiawan Z.S., penyair Lampung yang diundang dalam maklumat itu, mengatakan Hari Sastra Indonesia termasuk penting tatkala ada hari-hari lain yang diperingati oleh negara. "Saya kira kita perlu Hari Sastra agar negara dan masyarakat Indonesia menghargai karya sastra, mengenal, dan mengingat para sastrawan Indonesia," katanya.
Setelah Hari Puisi Indonesia yang dideklarasikan di Riau dan menurujuk hari kelahiran Chairil Anwar, dengan Hari Sastra Indonesia semakin marak kegiatan-kegiatan sastra di Tanah Air.
Sastrawan Gol a Gong menyambut Hari Sastra Indonesia ini. ?Jika ada yang lain menetapkan Hari Sastra yang mengacu sastrawan lain, mesti kita hargai, agar bervariasi dan banyak kita untuk memperingati dan menghargai karya sastra dan sastrawan," kata penulis buku Balada Si Roy ini.
Sejumlah sastrawan yang ikut Maklumat Hari Sastra Indonesia di antaranya Fakhrunnas M.A. Jabbar, L.K. Ara, Damiri Mahmud, Chavchay Syaifullah, Budi Darma, D. Zawawi Imron, Ahmad Tohari, Aspar Paturusi, Darman Moenir, Yusrizal K.W., Harris Effendi Thahar, Dorothea Rosa Herliani, Helvy Tiana Rosa, Tuti Herati Noerhadi, Rusli Marzuki Saria, Jamal D. Rahman, Joni Ariadianata, Yetti A. Ka. (UZK/S-3)
Sumber: Lampung Post, Senin, 25 Maret 2013
No comments:
Post a Comment