IBRAHIM Pendek atau nama aslinya Ibrahim Hassan lahir di Taiping, Perak pada 1932. Ia seniman film Melayu terkenal bukan saja pada dunia akting tetapi juga istimewa karena dia "dikurniai" tubuh badan yang kerdil, berkisar 130 Cm.
Ibrahim Pendek bersama Nasir P. Ramlee, Omar Hashim dan Kuswadinata. Foto: mamutanjung.blogspot.com (Blog Omar Hashim)
Sepanjang kehidupannya, ia menikah sebanyak dua kali dengan Che Hasnah Mohd Amin dan Asiah Osman. Kedua-dua perkahwinan tersebut tidak berlangsung lama dan dikaruniai pula dengan tujuh orang cahaya mata alias anak.
Kariernya dalam dunia seni cukup membanggakan. Ibrahim telah mengawali kerjaya seninya sejak 1950-an. Ia meninggalkan kampung halamannya pada 1953 untuk ke Singapura merantau mencari rezeki. Pada masa itu, tidak terlintas di pikirannya untuk menjadi aktor. Rezeki untuk menapak dalam bidang perfilman datang kepadanya saat diterima bekerja sebagai operator projektor di Studio Jalan Ampas.
Semasa itu ia bertemu dengan Run Run Shaw, pemilik studio tempatnya bekerja dan menawarkannya bekerja sebagai pejabat di Studio Jalan Ampas. Sewaktu bekerja di situ, ia tinggal serumah dengan seniman S Sudarmaji dan bermula ketika itulah ia telah mendapat peluang berlakon dalam beberapa produksi film sebagai aktor figuran. Ia mendapat peluang lebih besar berlakon di dalam film Panggilan Pulau dengan memegang karakter sebagai Ramli bersama P Ramlee, S Kadarisman dan Normadiah pada 1954.
Usai itu, keaktorannya terus berkembang dan sesuai dengan karakternya yang komedian. Ia diberi peluang berlakon di dalam beberapa produksi film lain, antaranya seperti Anakku Sazali, Kipas Hikmat, Pusaka Pontianak, Siti Muslihat dan beberapa film di bawah arahan P Ramlee seperti Ali Baba Bujang Lapok dan Nasib Labu-Labi.
Sewaktu berlakon dalam film Ali Baba Bujang Lapok, pihak Universal International, Hollywood, yang berkunjung ke Studio Jalan Ampas tertarik dengan lakonan Ibrahim pendek dalam film tersebut. Saat itulah pihak Universal International menghantar surat tawaran kepadanya untuk berlakon sebagai pembantu seorang doktor dalam film keluaran Hollywood. Bermula dari situ Ibrahim telah mencatat sejarah agung perfilman Melayu karena dia adalah pelakon Melayu pertama berlakon dalam film keluaran Hollywood bersama Rock Hudson dan Gene Rowlands dalam film The Spiral Road pada 1962.
Selepas mencatat sejarah berlakon dalam film tersebut, dia ditawari sekali lagi oleh pihak Hollywood untuk terus berlakon dalam film-film keluarannya. Salah satu adegan lakonan Ibrahim Pendek dalam film Hollywood The Spiral Road sekaligus mencipta sejarah menjadi pelakon Melayu pertama berlakon di Hollywood. Tetapi hajatnya tidak kesampaian untuk meneruskan di sana karena pihak pemerintah pada ketika itu tidak meluluskan Visa-nya. Setelah tertutupnya Studio Jalan Ampas di Singapura Ibrahim meneruskan kerjaya di Kuala Lumpur dan berlakon di dalam beberapa produksi film lagi antaranya Keluarga Si Comat, Penyamun Tarbus, Setinggan dan Serampang Tiga.
Film terakhir yang dibintanginya XX Ray arahan Aziz M Osman pada 1992. Selepas lama menyepi dari dunia lakonan, dia banyak menghabiskan waktu dengan berdagang menjual makanan di sekitar tempat tinggalnya di Cheras, Kuala Lumpur. Para pengunjung gemar membeli nasi lemak yang dijualnya. Walaupun banyak menerima tawaran berlakon, beliau terpaksa menolak tawaran tersebut karena kesehatannya yang tidak mengizinkan dan dia bimbang tidak dapat memberikan komitmen sepenuhnya. Bagaimanapun, Ibrahim pendek sempat menghabiskan sebuah telemovie (VCD) dan dia juga merupakan lakonan terakhirnya bertajuk Selamat Hari Jadi Abah.
Antara film-film yang pernah dibintanginya adalah Panggilan Pulau, Kipas Hikmat, Anakku Sazali, Ali Baba Bujang Lapok, The Spiral Road, Siti Muslihat, Nasib Do Re Mi, Pusaka Pontianak, Raja Bersiong, Keluarga Si Comat, Penyamun Tarbus, Setinggan, Da Di Du, Serampang Tiga Mata, Sikit Punya Gila dan XX-Ray.
Bagaimanapun, Ibrahim telah mengembuskan nafas terakhirnya ketika berusia 71 tahun pada 25 November, 2003 pada pukul 9 pagi ketika umat Islam sedang menyambut Idul Fitri, selepas menjalani pembedahan di bagian perut di Hospital Universiti Kebangsaan Malaysia. Sebelum itu, dia ditempatkan di Unit Rawatan Rapi (ICU) selama dua pekan akibat penyakit buah pinggang, paru-paru berair dan sesak napas. Jenazahnya telah dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Taman Midah, Cheras, Kuala Lumpur.(fed/berbagai sumber)
Sumber: Riau Pos, Minggu, 23 Desember 2012
No comments:
Post a Comment