-- Jodhi Yudono
JAKARTA, KOMPAS.com--Salah satu pesona WS Rendra adalah, karena penyair dan budayawan yang telah almarhum dua tahun lalu itu sanggup membuat setiap orang yang mengenalnya menjadi sedemikian penting dan terperhatikan di mata Rendra.
Yockie Suryo Prayogo (Kompas.com/Jodhi Yudono)
Itulah yang dirasakan oleh pengamat politik Eep Saefulloh Fatah, musisi Iwan Fals dan Yockie Suryo Prayogo, pada malam "Mengenang Rendra" yang berlangsung di Warung Apresiasi, Bulungan, Jakarta Selatan pada Senin malam, 7 November 2011.
Itulah sebabnya, semua orang merasa dicintai Rendra. Maka, pada gilirannya, semua orang yang mengenalnya secara langsung maupun yang hanya mengenalnya lewat karya-karya almarhum, pun merasa "Wajib" mencintai WS Rendra dengan segala kelebihan dan kekuarangannya sebagai manusia.
Jika Rendra masih hidup, maka semalam seharusnya Rendra genap berusia 76 tahun. Dan sepeninggal Rendra yang telah dua tahun itu, kian terasa betapa kita telah kehilangan figur yang berani bersuara lantang ketika menyaksikan keadaan negara yang karut-marut seperti sekarang ini. Di mana korupsi, dan terutama nilai-nilai kemanusiaan telah sampai pada titik nadir yang sangat mengkhawatirkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Acara yang digagas oleh Eep Safulloh Fatah, Anto Baret, Jodhi Yudono, dan Amien Kamil sekira sebulan lalu ini bertujuan untuk senantiasa menjaga spirit WS Rendra yang selalu mengobarkan keberanian untuk menggugat sekaligus memberi jalan keluar bagi kemampatan kehidupan. Maklumlah, sepeninggal Rendra dan tokoh-tokoh lainnya seperti Gus Dur dan Franky Sahulatua, belum nampak figur seberani mereka yang muncul ke permukaan untuk meneriakkan ketimpangan hidup.
Dibuka dengan pembacaan puisi oleh Jose Rizal Manua dan Teguh Esha, musikalisasi puisi oleh Jodhi Yudono, acara yang dimulai pukul 20.00 WIB itu mengalir lancar dengan menampilkan nama-nama yang selama ini dikenal dekat dengan WS Rendra semasa hidupnya. Sebut saja, Sawung Jabo, Iwan Fals, Oppie Andaresta, Yockie Suryo Suprayogo, Linda Djalil, Herry Dim, Sandrina Malakiano, Amien Kamil, Otig Pakis, Herwin, dan nama-nama lain.
Mereka bernyanyi dan membaca puisi untuk Mas Willy (sebutan sayang untuk WS Rendra). Hadir pada acara tersebut dua anak WS Rendra dari Sunarti Suwandi: Klara Sinta dan Teddy; Dibyo (adik bungsu Rendra) serta beberapa anggota Bengkel Teater, sebuah kelompok teater yang didirikan oleh WS Rendra dan bermarkas di Cipayung, Bogor.
Acara ditutup oleh Iwan Fals yang mengundang pengisi acara lainnya ke panggung untuk menyanyikan lagu "Kesaksian" yang digubah oleh kelompok Kantata Taqwa dari puisi WS Rendra.
Sumber: Oase Kompas.com, Selasa, 8 November 2011
No comments:
Post a Comment