PANGKALAN BUN (Borneonews): Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) diminta membentuk tim penyusun kamus bahasa daerah Kotawaringin.
Mantan Ketua DPRD Kobar periode 1999 sampai 2004 Tengku Ahmad Jaelani mengatakan tokoh yang dituakan di Kobar masih ada dan bisa digerakkan jika ada yang memberi dorongan untuk membentuk kamus.
Namun, sampai saat ini belum ada lembaga yang menggerakkan minat tokoh-tokoh tersebut untuk bertemu dalam satu komunitas pembentuk kamus bahasa daerah Kotawaringin.
"Dikjar harus mensponsorinya dengan mencari tokoh-tokohnya untuk membentuk tim yang menyusun kamus bahasa daerah Kotawaringin," kata Jaelani kemarin.
Sebab, kata dia, masalah penerapan bahasa daerah Kotawaringin dalam kurikulum pendidikan terhambat karena tidak ada kamus bahasa daerah yang mendukung proses belajar mengajar.
Ia menambahkan, memasukkan bahasa daerah Kotawaringin sangat penting karena bahasa daerah Kotawaringin merupakan khasanah budaya daerah Kobar.
Sebelumnya, dalam pemilihan putra putri pariwisata beberapa waktu lalu, banyak peserta yang berasal dari pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat tidak bisa menjawab pertanyaan seputar bahasa daerah Kotawaringin.
Sementara itu, Kepala Dinas Dikjar Ikhwanudin mengatakan sudah ada enam jam dalam seminggu yang harus digunakan untuk muatan lokal yakni bahasa Inggris, keterampilan dan pengembangan budaya daerah.
Ia mengaku sudah meminta pada tokoh-tokoh yang ahli bahasa daerah Kotawaringin untuk mengakomodasi pembentukan kamus bahasa tersebut.
Akan tetapi ahli bahasa daerah Kotawaringin sangat terbatas. Sedangkan untuk memasukkan bahasa daerah Kotawaringin perlu ada literatur yang digunakan sebagai pedoman pengajaranya.
Meski demikian, pihaknya mengakui pentingnya bahasa daerah Kotawaringin dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.
"Tapi masalahnya, literatur bahasa daerah terbatas, begitu juga ahlinya," kata Ikhwanudin.
Seperti diberitakan sebelumnya, selain bahasa daerah Kotawaringin, bahasa daerah lainnya yang bisa dikembangkan adalah bahasa Mendawai.
Namun, bahasa daerah Kotawaringin merupakan bahasa daerah asli Kobar.
Selain itu, bahasa daerah Kotawaringin jauh lebih tua jika dibandingkan bahasa Mendawai.
Bahasa daerah Kotawaringin menggunakan ejaan huruf "O".
Bahasa daerah Kotawaringin juga tidak memiliki aksara daerah, sebab dalam perkembangannya bahasa daerah Kotawaringin menggunakan bahasa tutur. (ET)
Sumber: Borneonews, Jumat, 24 Agustus 2007
No comments:
Post a Comment